Senin, 17 April 2017

Makalah Ayub 42:7-17



 Bab I
PENDAHULUAN
   1.      Latar Belakang
Kitab Ayub termasuk Sastra Hokmah (Hikmat), Dan kitab Ayub terdiri dari empat puluh dua fasal saja yaitu fasal 1 & 2 fasal 42:7-17, sedangkan selebihnya itu adalah tambahan saja, yaitu fasal 3-42:6.[1] Kitab Ayub dibuka dengan bahasa Prosa,Puisi,Prosa yang bentuk keseluruhannya adalah A-B-A. Kitab Ayub ini berisi tentang penderitaan orang beriman.[2] Kitab ini Mempermasalahkan penderitaan Pribadi bukan penderitaan suatu bangsa, yaitu mengenai kebebasan Allah mengizinkan orang yang tidak bersalah mengalami penderitaan.[3]
Bab II`
2.1 Penulisan Dan Waktu Penulisan
Kitab ini berasal dari Edom, sebab bahasa yang dipakai dalam kitab ini dipengaruhi oleh bahasa semitis selatan. Juga terasa bahasa Aram dan Arab didalamnya. Justru karena dipengaruhi oleh bahasa Aram.[4] Sebenarnya waktu penulisan ini tidak begitu jelas, namun ada beberapa pandangan yang mengatakan bahwa kita ayub terjadi pada zaman bapak leluhur Israel dan Musa dianggap sebagai pengarangnya dikarenakan ayub 1-2 dan Ayub 42:7-17 yang disebut (Prosa) berasal dari zaman kuno. Dan pada bagian (Puisi) kita ayub (3:1-42:6) bersal dari waktu yang lebih kemudian atau lebih muda (Bnd. Ayub 7:17,18 dengan Mzm 8:22,25) dan juga kemiripan kitab Ayub dan Yeremia, semuanya ini menunjuk pada abad ke-7. Bagaimana Mungkin Musa penulisnya kalau kita lihat kitab Ayub dikatakan kitab yang Kuno bahkan jauh lebih Tua dari kitab kejadian. Walaupun kitab ayub juga diduga diselesaikan pada masa pembuangan atau sesudahnya, namun tidak ada alasan yang memang kuat untuk mendukung alasan ini.[5] beberapa orang berpendapat bahwa Ayub sendirilah yang menulis kitab ini, tetapi pendapat ini kurang masuk akal karena bagaimana mungkin Ayub bisa menulis dalam keadaannya
yang menderita, ia dalam depresi berat dan menulis tentang penderitaannya?. Dan ada juga yang mengatakan Ayub menulisnya pada waktu keadaannya dipulihkan ini juga tidak masuk akal karena tidak mungkin Ayub menulis tentang kematiaannya sendiri (42:17). Jadilah pastilah bukan Ayub atau pun Musa Yang menulis kitab ini melainkan orang lain yang mungkin hidup sezaman dengan Ayub karena nama Allah yang digunakan dalam Prolog dan Epilog adalah Yahweh.
2.2 Situasi Kehidupan
Ternyata cerita Ayub merupakan sebuah kisah yang sudah sangat terkenal secara turun temurun-temurun dan kuno dilingkungan bangsa Israel, kalau kita lihat Ayub itu juga bertindak sebagai imam atas keluarganya dan mempersembahkan koran dan hal-hal seperti iilah yang belum diterapkan pada zaman Israel. Kehidupan sosial dizaman Ayub dapat dikatakan masih ada dalam keudayaan kuno namun kebudayaan mereka tidak rendah. Misalnya anak-anak Ayub mengadakan makan dan minum  dirumahnya saudarahnya yang sulung. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sudah mengenal bagaimana budaya berpesta. Tidak mungkin makan dan minum disini hanya menunjukkan pada makan dan minum saja, ayub adalah seorang raja ternak sehingga makan dan minum disini adalah pesta pora anak-anak Ayub. Mereka sudah mengenal budaya berpesta. Dalam kasus lain kita bisa melihat ketika orang-orang Kasdim menyerang gembala dan merebut kawanan ternak Ayub, gembala yang lolos itu mengatakan orang-orang Kasdim. Ini menandakan sekumpulan orang banyak (belum Bangsa) kemudian orang-orang monadem yang pekerjaannya merampok ini bisa kita simpulkan sebagai orang-orang yang sudah terorganisir yang saling bekerjasama dengan tujuan merampok.
2.3 Situasi Predaksian
Yeremia bernubuat pada masa pemerintahan raja-raja Yehuda yaitu raja Manasye, Yosia, Yoyakim, dan Zedekia. Keadaan Yehuda pada masa itu mengalami sinkritisme yang merajalela yang dibawah tekanan bangsa Asyur dan Babel. Keagamaan bangsa Asyur, Kanaan dan Babel sudah merusak bagi kehidupan umat Allah. Banyak penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan Yehuda dalam keagamaan yaitu mereka meninggalkan Tuhan dan berpaling kepada dewa-dewa asing, mereka juga bersundal dengan dewa-dewa lain, mengambil bagian dalam pelacuran bakti, mempersembahkan anak-anak manusia kepada dewa Molokh.[6]
Dalam pemerintahan Yoyakim dengan memperlakukan Yehuda dengan kekerasan (609-589 sM). Dia yang menurunkan raja Yoahas, yang sudah memerintah hanya tiga bulan saja dan membuangnya ke Mesir. Dia yang memungut pajak yang sangat besar. Yoyakim seorang lalim yang tidak layak untuk memerintah. Pada permulaan pemerintahannya, dia tidak memperhatikan kesejahteraan penduduk. Dia tidak puas dengan istana yang sudah ada. Disamping itu, dia memaksa orang-orang bekerja sebagai rodi tanpa gaji, karena perbendaharaannya bangkrut. Pada tahun itu juga, Nebukadnezar, anak raja Babel menyerang tentara Mesir di Kaskemis dan mengusirnya dari sana secara total. Kemudian dia mengalahkannya sekali lagi di Hamat, Aram Tengah. Dengan demikian, tidak ada sesuatu yang dapat mencegah dia maju kearah selatan menuju negeri Israel. Oleh sebab itu, Yehuda mengalami dan menghadapi krisis baru dan berada dalam keadaan yang sangat berbahaya dan para penduduknya takut dan gemetar. Kemudian, raja Yoyakim mengalihkan kesetiaan kepada Nebukadnezar. Dia bermaksud untuk membebaskan diri dengan segera ketika dia memperoleh kesempatan. Karena perhatian Nebukadnezar tertarik kepada hal-hal lain yang lebih penting pada waktu itu, sehingga dia membalas dendam dengan melepaskan kelompok-kelompok gerilya dari orang-orang Babel, Aram, Moab, dan bani Amon untuk melawan Yoyakim. Dalam hal inilah banyak merugikan negeri Yehuda.
 Nebukadnezar pergi melawan Yerusalem. Dalam bulan yang sama Yoyakim wafat dan Yoyakhin, anaknya, naik takhta. Sesudah tiga bulan dia menyerahkan diri kepada tentara Babel, dan Nebukadnezar dan rupanya agak dihiburkan dengan mempermalukan bangsa Yehuda secara lembut. Dia membuang Yoyakhin, dan merampas banyak rampasan. Sebagai raja Nebukadnezar menetapkan Zedekia, seorang anak Yosia dan paman Yoyakhin, dan ia membiarkan bangsa Yehuda tetap sebagai jajahan Babel. Ada pendapat yang berbeda-beda pada waktu itu mengenai lamanya masa pembuangan. Dipimpin oleh Hananya, raja dan para pengikutnya mengharapkan masa yang singkat, mungkin hanya dua tahun dan sesudah itu Yoyakhin dan orang-orang buangan akan kembali (bd. Yeremia 28:1-4). Sebaliknya Yeremia mengirim sepucuk surat yang memberi semangat kepada orang buangan, yang menasihati mereka untuk menetap di Babel dan menanti selama tujuh puluh tahun masa pembuangan yang telah ia buatnya (Yeremia 29:1-32). Orang-orang saling bertentangan pula tentang hubungan Yehuda dengan raja Nebukadnezar. Selama sebelas tahun masa pemerintahan Zedekia yang kacau, Yeremia mendesak raja muda itu untuk menyerah kepada kekuasaan Babel. Empat tahun setelah Zedekia naik takhta, ketika Mesir membentuk persekutuan antara Edom, Moab, Amon, Tirus dan Sidon untuk memberontak melawan Babel, Yeremia mendesaknya untuk tidak ikut serta. Nabi mengenakan gandar kayu sebagai lambang dari sikap takluk kepada Nebukadnezar, seperti yang Tuhan inginkan (Yeremia 27:8). Pembuangan akan disusul dengan kembalinya para tawanan tersebut (Yeremia 32-33). Yeremia dituduh sebagai pengkhianat yang melarikan diri kepada tentara Kasdim dan ia menderita perlakuan kejam dari para pangeran dan imam, meskipun Zedekia menghormati karunianya untuk bernubuat (Yeremia 37:   1-38). Akibatnya, kejatuhan Yerusalem yang penuh dengan penumpasan darah agak melegakan Yeremia, yang dibiarkan hidup oleh tentara Babel (Yeremia 39:11-12)[7]
BAB III
TAFSIRAN
3.1 Kritik Terjemahan
hL,aeÞh' ~yrIïb'D>h;-ta, hw"±hy> rB<ôDI rx;’a; yhiªy>w:  WTT Job 42:7
 ‘^b. yPiÛa; hr"’x' ynI©m'yTe(h; zp;äylia/-la, hw"÷hy> rm,aYO“w: bAY=ai-la,
`bAY*ai yDIîb.[;K. hn"ßAkn> yl;²ae ~T,îr>B;dI al{å yKiû ^y[,êrE ynEåv.biW

Dalam BHS ditemukan kata yang bermasalah yaitu kata yDIîb.[;K. kata ini memiliki akar kata db,[, yang artinya adalah hambah/abdi. Kata db,[ ini merupakan bentuk kata benda umum yang bergender maskulin tunggal yang menyatakan kepemilikan orang ke-1 tunggal artinya “budakKu/hambahku”. Dan kata db,[, mendapat partikel tambahan K. Artinya “seperti,menurut”. Jadi kata yDIîb.[;K. mempunyai arti “seperti budakKu/hambahKu (m)”.
Dalam catatan kaki BHS kata yDIîb.[;K dikatakan bahwa di dalam banyak (naskah) satu atau beberapa naskah-naskah perjanjian lama ibrani abad pertengahan ditulis dengan kaata depan [B. Yang artinya “dalam,oleh,dengan” Dan jika kita pakai usulan catatan kaki BHS yang mengganti kata depan K dengan kata B maka arti yang kita dapat adalah yDIîb.[;B. mempunyai arti “oleh budakKu/hambahKu (m)”. Jika kita coba bandingkan dengan Ayub pasal 42 ayat 8 kata b yang juga menggunakan kata yDIîb.[;K  artinya “seperti hambaku”. Jadi penulis lebih setujuh dengan BHS yang mendapat penambahan kata K “seperti” dibandingkan dengan menggunakan kata B (Oleh, dalam) seperti yang diusulkan oleh catatan kaki BHS. Menurut penulis penggunaan kata K “seperti” lebih tepat karena menunjuk kepada Ayub
~yliøyae h['’b.viw> •~yrIp'-h['(b.vi ~k,äl'-Wx)q. hT'‡[;w>  WTT Job 42:8
 bAYæaiw> ~k,êd>[;B;¥ ‘hl'A[ ~t,Ûyli[]h;w> bAY©ai yDIäb.[;-la, ŸWkål.W
 tAfÜ[] yTiúl.bil. aF'ªa, wyn"åP'-~ai yKió ~k,_yle[] lLeÞP;t.yI yDIêb.[;
`bAY*ai yDIîb.[;K. hn"ßAkn> yl;²ae ~T,îr>B;dI al{å yKiû hl'êb'n> ‘~k,M'[i

Di dalam kitab BHS terdapat kata yag bermasalah yaitu ta, yang artinya “serta,disamping,dengan”. Jika dihubungkan dengan kata yang melekat padanya wyn"åP' yang yang memiliki akar kata hn<P' artinya “Berhadapan”, kata benda umum kedua jamak yang mendapat akhiran orang ke-3 maskulin tunggal artinya “Berhadapan dia (m)”.maka makna kata akan menjadi wyn"åP'-ta, yang berarti  “dengan Berhadapan dia (m)” sedangkan kalau kita dalam catatan kaki  BHS kata ta,  diganti dengan kata ~ai  yang artinya jika,sekalipun. Dan jika kita hubungkan dengan kata setelahnya yaitu wyn"åP' dan kemudian menjadi wyn"åP'-'~ai dan artinya menjadi  “sekalipun berhadapan dia (m)”
Jadi penulis lebih setujuh dengan apa yang diusulkan oleh para peneliti moderen “dengan”. Ini menunjukkan betapa Tuhan sudah tidak memperdulikan sahabat-sahabat Ayub lagi, dan bahkan seharusnya dihukum mati karena mengatakan yang tidak benar kepada Ayub dan mencoba menduga-duga bagaimana Tuhan itu, tetapi mereka boleh tetap hidup kalau Ayub yang menghadap Tuhan demi mereka. Sedangkan kalau saya Bandingkan dengan yang ada pada BHS kata wyn"åP'-~ai yang diartikan “sekalipun berhadapan dia”  ini seolah-olah sudah tidak ada ampunan lagi untuk sahabat-sahabat Ayub sekalipun Ayub yang berdoa bagi mereka.
3.2 Kritik Terjemahan
Ayub 42:7
LAI : ... hambaKu
KJV : ... My servant... (pelayanKu)
NIV : ... My servant... (pelayanKu)
BIS : ... hambaKu...
Keempat terjemahan ini menggunakan kata yang sama-sama menunjukkan pada orang yang melayani atau mengabdi kepada orang. Terjemahan KJV & NIV menggunakan kata yang sama yaitu “pelayanKu”. Kalau kita lihat didalam tulisan aslinya yaitu BHS yang mempunyai arti budakKu/hambaKu kata hambaKu ini adalah terjemahan yang sudah dihaluskan yang berasal dari terjemahan budakKu yang artinya juga bahwa terjemahan asli sebenarnya menerjemahkan budakKu, disinilah letak masalahnya. Tuhan mengatakan Ayub adalah seorang budak yang harus hidup sepenuhnya untuk tuannya, seperti itulah hidup Ayub dimata Tuhan, seperti budak yang patuhsepenuhnya. sementara itu terjemahan LAI & BIS menerjemahkan hambaKu yang dimana terjemahan ini lebih mendekati kepada bahasa aslinya jadi penulis lebih memilih terjemahan LAI dan BIS ya walaupun tidak terlalu mendekati namun semakna jadi penulis menyimpulkan bahwa orang yang taat itu harus hidup menjadi budak Tuhan, sepenuhnya hidup untuk tuannya yaitu Tuhan.

Ayub 42:8a
LAI : ... permintaannyalah yang akan kuterima...
KJV : ... For him will I accept ... (dari padanya aku akan menerima)
BIS : ...  doanya akan Kuterima.
BHS : wyn"åP'-~ai (Jika, Sekalipun)
Dari keempat terjemahan ini saya melihat bahwa ketiga terjemahan ini sangat berbeda sekali. Jadi penulis menyimpulkan lebih memilih terjemahan BIS dikarenakan persembahan yang akan Ayub berikan kepada Allah adalah persemabahan yang akan mengunakan unsur doa kepada Tuhan.
3.3 Struktur Teks
Ayub
Job 42:7 Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
Job 42:8 Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."
Job 42:9 Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub.
Job 42:10 Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
Job 42:11 Kemudian datanglah kepadanya semua saudaranya laki-laki dan perempuan dan semua kenalannya yang lama, dan makan bersama-sama dengan dia di rumahnya. Mereka menyatakan turut berdukacita dan menghibur dia oleh karena segala malapetaka yang telah ditimpakan TUHAN kepadanya, dan mereka masing-masing memberi dia uang satu kesita dan sebuah cincin emas.
Job 42:12 TUHAN memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu; ia mendapat empat belas ribu ekor kambing domba, dan enam ribu unta, seribu pasang lembu, dan seribu ekor keledai betina.
Job 42:13 Ia juga mendapat tujuh orang anak laki-laki dan tiga orang anak perempuan;
Job 42:14 dan anak perempuan yang pertama diberinya nama Yemima, yang kedua Kezia dan yang ketiga Kerenhapukh.
Job 42:15 Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.
Job 42:16 Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat.
Job 42:17 Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.

A = 7-8  è Ayub dibenarkan Allah
B =9a
è Sahabat-sahabat Ayub Melakukan perintah Tuhan
C = 9b-17
è Ayub Memperoleh Berkat dari orang-orang dan Allah
TAFSIRAN
Teks ini mempunyai gaya yang dipergunakan dalam Prolog. Epilog ini dimulai dengan mempersalahkan ketiga kawan itu, Elifas, Bildad dan Zofar. Tidak disebutnya Elihu dalam kecaman itu adalah penting dan mungkin bertalian dengan penampikannya atas teologia tradisional yang mengartikan penderitaan adalah hukuman atas dosa dan selalu setimpal dengan bobot dosa itu. Ketiga kawan itu dituduh karena berkata Benar tentang Aku.  Ternyata pandangan mereka tentang sifat ilahi adalah Keliru. Ayub pada pihak lain dipuji. Ini bukab berarti bahwa segala sesuatu yang dikatakan Ayub. Ia juga bebas mengampuni ketiga kawannya yang mengakibatkan luka oleh kata-kata palsu mereka. Dan Allah mempertahankan Ayub dihadapan umum sebagai orang benar.
   A.    Ayub Dibenarkan Allah (42:7-8)
          Tuhan melepaskan Ayub dari penderitaannya dengan urutan yang terbalik dari cara datangnya penderitaan itu dan dengan urutan yang berlawanan dari segi kegawatannya. Pengertian Ayub yang salah tentang Jauhnya Allah merupakan kejahatan pertama yang diperbaiki, sesudah itu kejatuhan Ayub diantara manusia ditangani, dan kemudia keluarga dan kekayaan Ayub dipulihkan. Kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hambaku BudakKu atau hambaKu Ayub. Bagaimana kata “Benar” dapat dipahami disini? Secara tata bahasa, kata ini dapat berarti “secara baik” atau hal-hal yang benar. Keduanya memang terdapat dalam Teks. Pertama-tama Ayub telah menyatakan secara baik. Ia mengeluh. Semuanya dapat diringkas demikian: dalam semua yang ia katakan, Ayub dengan tegas mengatakan mengemukakan integeritas pengalamannya. Allah tidak dilayani dengan kebohongan, tidak peduli maksudnya baik. Dan Ayub mengatakan kebenarannya dengan keras dan jelas sehingga dapat didengar semua orang. Ia tidak puas dengan penjelasan teologis teman-temannya (8:8). Dan betapapun benar yang mereka katakan, mereka melanggar integritas Ayub. Ayub disini dibenarkan Allah dan mempersalahkan sahabat-sahabatnya sehingga Allah memberi mereka kesempatan untuk menebus kesalahan mereka.[8]dan Ayub harus berdoa untuk mereka dengan mempersembahkan kurban yang pada zaman perjanjian Lama merupakan cara untuk mengungkapkan pertobatan umum. Pengakuan Allah membenarkan Ayub sebagai budakKu atau hambaKu berarti menjawab iman Ayub kepada penguasa surgawinya dan mengantisipasi ucapan sang tuan pada akhir zaman. Dan perkataan Allah ini merupakan kemenangan atas si jahat.
   B.     Sahabat-sahabat Ayub Melakukan perintah Tuhan (9a)
Ketiganya harus datang kepada Ayub, minta dia menjadi pengantara mereka untuk memohon doa kepada Allah, dan sebagai sahabat yang baik, Ayub membantu mereka, dan sebagai sahabat yang baik  Ayub membantu mereka, menjadi pengantara mereka dan menghindarkan mereka dari hukum.
   C.    Ayub Memperoleh Berkat Dari orang-orang dan Allah
Orang benar akhirnya pasti menerima keindahan sebagai ganti kesusahan. Ketika Ayub sedang berdoa untuk orang-orang lain, kemakmuran materialnya diberikan kembali oleh Allah bahka Saudara-Saudara Ayub juga datang untuk memberkati Ayub.[9] Seperti yang kita ketahui pada bagian ini Ayub sebelumnya perotes berat kepada Tuhan, bahkan menantang Tuhan untuk berpengadilan. Ia mengatakan bahwa ia tidak bersalah, seolah-olah menantang Tuhan apa salahku sehingga aku dihukum seperti ini. akan tetapi disinilah muncul kewibaan Tuhan yang tidak bisa diukur manusia. Ia mengatakan kepada Ayub bahwa ada hal-hal yang tidak diketahui manusia dan itu adalah pengetahuan pribadi Allah. perkarah menyembuhkan dan mengembalikan keadaan Ayub adalah hal kecil bagi Tuhan (Ia hanya mengeluarkan perintah dan Ayub pasti pulih). Akan tetapi bukan itu masalahnya kewibawaan sorga dipertaruhkan disini untuk melihat Ayub tahan dalam penderitaannya dan terbukti Tuhan benar mengenai hal itu.

BAB IV
PENUTUP
IV. MAKNA TEOLOGIS DAN APLIKASI
4.1 Makna Teologis
Didalam cerita di pasal 42 inti yang dibahas adalah mengenai pulihnya keadaan Ayub karena kesadarannya dan ia pun menyesal. Pasal ini menjelaskan bahwa betapapun sedikit dan mustahil ada pengharapan tetapi gambaran Allah tidak boleh ditentukan apalagi dibatasi dengan logika dan penilaian manusia yang tidak seberapa ini mengenai Allah. pada akhirnya manusia tidak boleh dan tidak dapat mengira-ngira, bahkan sampai mengukur bagaimana Allah itu. Selain itu satu hal yang sangat ditekankan adalah bahwa Tuhan tidak hidup menurut logika dan teodisi, tidak dapat diukur dan diperkirakan seperti apa jalan-Nya. Inilah yang ditekankan penulis kitanb Ayub, ia menyangah paham mutlak teodisi yang mengatakan kita diberkati karena berbuat baik dan orang yang menderita karena dosa, dalam kitab Ayub ini kita diajarkan bahwa  penderitaan yang dialami buakan hanya dialami orang berdosa saja namu kepada orang benar,saleh juga bisa terjadi dan kepada semua orang itu bisa terjadi yang namanya penderitaan.
4.2 Aplikasih
Dari cerita singkat tentang Ayub tersebut ada beberapa hal yang dapat kita ambil sebagai aplikasinya dalam kehidupan kita diantarannya:
   1.      Seperti Ayub yang berusaha tidak menyakiti hati Tuhan dengan kata-kata hujat, seperti itu hendaknya kita tidak langsung memaki Tuhan sewaktu menghadapi suatu musibah.
   2.      Sahabat-sahabat Ayub yang menuduh Ayub berdosa tetapi walaupun begitu Ayub tetap bersandar kepada Tuhan. Demikan jugalah dengan kita walaupun kita tidak punya siapa-siapa tapi kita punya Tuhan Dia adalah jawaban dari doa kita.
   3.      Dalam penderitaan Ayub memiliki kerindua untuk bertemu dengan Tuhan. Dalam penderitaan hidup kita demikian pulalah hedaknya kita mencari Tuhan, mengutamakan Tuhan. Misalkan saja dalam keadaan sakit kita harus berdoa kepada Tuhan dan minnum obat tentunya, bukannya perg kedukun.  
   4.      Ayub mendapatkan Berkat yang dari pada Tuhan oleh Karena dia mau Setia kepada Tuhan dan mau berdoa atau mengampuni sahabat-sahabtnya. Untuk itu kita juga harus seperti itu walaupun orang sudah berlaku curang terhadap kita kita juga harus tetap mau mendoakan orang yang belaku curang itu.
4.3 DAFTAR PUSTAKA
1. Bakker.F.L. 1996. Sejarah Kerajaan Alkitab, BPK Gunung Muia: Jakarta
2. Lasor W.S 2000. Pengantar Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia: Jakarta
3. Blommendaal. J 1999. Pengantar Kepada Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia: Jakarta
4.
Bergant Dianne.Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius : Jogjakarta
5. Guthrie Donald 1996. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi, Komunitas bina Kasih : Jakarta
6.
Ludji Barnabas 2009, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2, Bina Media Informasi: Bandung
7. LaSor W.S. & Bush F.W. 1996, Pengantar Perjanjian Lama 2, Gunung Mulia :Jakarta









[1] J. Blommendaal,,Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta, BPK Gunung Mulia cet ke-9 1999)  hlm 150
[2] Dr.F.L.Bakker,, Sejarah Kerajaan Allah 1 ( Jakarta, BPK Gunung Mulia 1996 ) hlm 237
[3] W.S. Lasor, D.A Hubbard,,Pengantar Perjanjian Lama 2 ( Jakarta, BPK Gunung Mulia cet ke-4 2000) hlm 109
[4] opcit, hlm 150.
[5] opcit, hlm 108-109
[6] Barnabas Ludji, Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2, Bandung: Bina Media Informasi, 2009. Hal 94-95
[7] W.S. LaSor & F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2, Gunung Mulia, Jakarta, 1996 (hlm 322-324)
[8] Dianne Bergant,, Tafsiran Alkitab Perjanjian Lama (Jogjakarta : Kanisius ) hlm 427
[9] Donald Guthrie,, Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi  (Jakarta : Komunitas Bina Kasih 1996) hlm 113

1 komentar:

  1. Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

    Well over 160,000 men and women are utilizing a easy and SECRET "liquid hack" to lose 2lbs each night as they sleep.

    It's proven and it works on everybody.

    This is how to do it yourself:

    1) Go get a drinking glass and fill it half glass

    2) Then do this weight loss hack

    and be 2lbs lighter when you wake up!

    BalasHapus