Senin, 17 April 2017

Makalah APA YANG TERJADI KETIKA MANUSIA MENINGGAL



BAB I
PENDAHULUAN
APA YANG TERJADI KETIKA MANUSIA MENINGGAL
1. Latar Belakang
Pandangan-pandangan yang berbeda yang akan ada dalam sepanjang sejarah Dikotomi dan Trikotomi. Sudah menjadi kebiasaan, terutama dalam kalangan Kristen untuk menganggap bahwa manusia hanya terdiri dari dua bagian berbeda yaitu tubuh dan jiwa. Pandangan ini disebut Dikotomi dan ada juga yang mengatakan bahwa manusia terdiri dari tiga bagian yaitu tubuh,jiwa dan roh. Pandangan ini disebut dengan Trikotomi. Konsep tentang tiga bagian ini berasal dari filsafat Yunani, yang berpendapat bahwa tubuh dan roh setiap manusia terkait satu dengan yang lain sesuai dengan analogi saling hubungan antara dunia materi dan Allah.[1] Jiwa merupakan objek pembahasan yang tidak akan pernah berhenti. Sejak zaman Yunani kuno, jiwa sudah mulai dibahas oleh para filosof, serta menjadi tema dan topik dalam kajian filsafat, dan sampai dengan sekarang ini pembahasan tentang jiwa akan tetap ada dan terus berlanjut.
Maka mulailah timbul pandangan-pandangan kritis terhadap berbagai konsep, logika, teori dan metode yang mempelajari hakekat manusia. Pemikiran Plato (477-347 SM) yang masih mencampur adukkan ‘ide’ (sebagai inti dari jiwa manusia) dengan ‘roh’ (sebagai zat yang masuk ke dalam jasad manusia sehingga manusia itu hidup) misalnya, ditentang oleh pendapat seorang pendeta Katholik St. Thomas Aquinas (1224-1247) yang menyatakan bahwa jiwa dan roh harus dipisahkan. Jiwa merupakan objek studi dari psikologi, sedangkan roh adalah urusan agama.
Kematian merupakan akhir hidup, Gereja menekankan bahwa dengan kematian tidak ada lagi kemungkinan untuk bertobat dan mengumpulkan pahala. maksud pernyataan ini ialah manusia mengambil keptutusan definitif mengenai hidupnya bukan sesudah hidup didunia ini, melainkan selama hidupnya disini (Dunia). Arti hidup manusia ditentukan didunia ini. kematian berarti penyelesaian. Dengan mati, hidup manusia berakhir. Dengan “meninggalkan dunia, manusia melakukan tindakannya yang terakhir.[2]
1.2 Rumusan Masalah
- Elemen-Elemen Konstituet Dari Natur Manusia
- Api Penyucian
- Apakah kondisi pertengahan setelah kematian fisik?
1.3 Tujuan Penulisan
- Agar kita Tahu Elemen Natur manusia
- Agar Kita menghilangkan paham api penyucian
- Agar kita tahu apa yang terjadi ketika manusia mati
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Elemen-Elemen Konstituet Dari Natur Manusia
            Konsep trikotomi di pegang oleh bapak-bapak gereja dari Yunani maupun Alexandria pada abad-abad pertama. Pendapat ini juga di pegang oleh Clement dari Alexandria walaupun tidak dalam bentuk yang tepat sama, juga pendapat ini dipegang oleh Gregory dari Nissa. Sebagian dari bapak-bapak gereja di Yunani masih berpegang pada pendapat ini, walaupun Anthanius dan Theodoret secara eksplisit menolaknya. Dikalangan gereja latin para teolog terkemuka lebih berpegang pada pembagian natur manusia atas dua bagian. Di abad pertengahan Dikotomi dipegang secara umum. Remormasi tidak membawa perubahan apa-apa akan hal ini, tetapi ada sedikit orang yang tetap berpegang pada pendapat Trikotomi, karena ada ayat yang seolah-olah tidak sependapat dengan Dikotomi yaitu 1 Tes 5:23 “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” dalam ayat ini rasul paulus hanya ingin menekankan perkataan “Semoga Allah damai sejahtera menyucikan kamu semua seutuhnya” melalui suatu pernyataan epexigetis, di mana aspek-aspek berbeda dari eksistensi manusia disebutkan. Jika Rasul Paulus mendukung pengajaran Trikotomi, mengapa Rasul Paulus tidak konsisten dalam kitab-kitab-nya yang lain untuk memberi pengajaran Trikotomi? Kalau dilihat dari surat-surat Paulus yang lain seperti (Rom 8:10; 1 Kor 5:5; 7:34; 2 Kor 7:1; Kol 2:5) yang seolah-olah dia menekan dua bagian saja.[3]
2.1.2 Tubuh
Pertama manusia diciptakan sebagai mahluk berjasad. Tuhan menciptakan dia dalam bentuk fisik terlebih dahulu sebelum Tuhan menghembuskan napas-Nya ke dalam diri manusia dan memberi nafas kehidupan kepadanya (kejadian 2:7). Setelah manusia jatuh kedalam dosa kepada manusia Tuhan berkata “..... engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”( Kejadian 3:19). Oleh karena itu manusia memiliki tubuh yang bersifat sementara yang dapat mati dan binasa.
Beberapa Aspek Tubuh Menurut Alkitab
a. Tubuh merupakan tempat bagi jiwa atau roh.
b. Ia dapat hidup oleh roh
c. Ia akan berubah bentuk pada waktu kebangkitan.[4]
2.1.3 Jiwa
Kata ”jiwa” dalam Alkitab adalah terjemahan dari kata Ibrani neʹfes dan kata Yunani psy·kheʹ. Kata Ibraninya secara harfiah berarti ”makhluk yang bernapas”, dan kata Yunaninya berarti ”makhluk hidup”. Jadi, jiwa adalah makhluk hidup seutuhnya, bukan suatu bagian di dalam tubuh yang terus hidup setelah tubuh mati. Perhatikan bagaimana Alkitab menunjukkan bahwa jiwa manusia adalah orang seutuhnya:[5]
·         Ketika Allah Yehuwa menciptakan manusia pertama, Adam, Alkitab mengatakan bahwa ”manusia menjadi jiwa yang hidup”. (Kejadian 2:7, King James Version) Adam tidak diberi jiwa—dia menjadi jiwa, atau orang, yang hidup.
Allah Menghembuskan nafas hidup kedalam hidung manusia dan manusia menjadi makhluk yang hidup. Dalam kalimat sederhana ini kedua natur manusia jelas dinyatakan, dan kebenaran dari ajaran ini diteguhkan juga oleh ayat-ayat lain dalam alkitab, seperti dalam Pengkhotbah 12:7; Mat 10:28; Luk 8:55; Ibr 12:9. Kedua elemen ini adalah tubuh dan napas atau roh kehidupan yang dihembuskan Allah pada manusia dan oleh penggabungan dari keduanya manusia menjadi “makhluk yang hidup” yang berarti keberadaan yang hidup.[6]
·         Alkitab mengatakan bahwa jiwa bisa bekerja, menginginkan makanan, makan, menaati hukum, dan menyentuh bangkai. (Imamat 5:2; 7:20; 23:30; Ulangan 12:20; Roma 13:1) Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh orang seutuhnya. Jiwa juga bisa memuji Allah,haus akan Allah,merindukan Allah dll. (Mazmur 42:1-2)[7]
Bertanya-tanya mengenai keadaan jiwa dalam waktu antara kematian dan kebangkitan kita, tidak boleh dan tidak berguna.banyak orang menyiksa dirinya dengan mempersoalkan tempat apakah yang mereka duduki, dan apakah mereka sudah mengecap kemuliaan sorgawi atau tidak. Tetapi, adalah bodoh dan gegabah untuk menyelidiki perkara-perkara yang belum diketahui itu lebih jauh dari pada yang diizinkan Allah. Alkitab (Yoh.12:32) berkata bahwa kristus ada bersama mereka, dan menerima mereka di firdaus tempat mereka terhibur; tetapi bahwa jiwa orang-orang yang ditolak menderita siksaan yang sesuai dengan yang sepantasnya mereka peroleh. Tetapi, Alkitab tidak maju lebih jauh. Maka guru atau sarjana manakah yang mampu menyatakan kepada kita apa yang disembunyikan Allah? soal tempat, sama bodoh dan sepelenya; karena kita tahu bahwa jiwa itu tidak mempunyai ukuran panjang dan lebar sebagaimana terdapat pada tubuh. Sementara itu, karena itu, karena Alkitab di mana-mana memerintahkan supaya kita dengan sabar menantikan kedatangan Kristus, dan karena sampai saat itulah Alkitab menangguhkan mahkota kemuliaan itu, maka sebaiknya kita menerima batasan-batasan yang ditetapkan oleh Allah bagi kita. sehabis menempuh susah-payah perjuangan,  jiwa orang-orang yang saleh akan masuk ketempat perhentian yang penuh kebahagiaan, sambil dengan kegembiraan penuh kesenangan menantikan nikmat kemuliaan yang telah di janjikan. Dengan demikian semuanya di buat ternanti-nanti sampai Kristus sang penebus muncul.[8]
2.1.4 Roh
Para penulis Alkitab menggunakan kata Ibrani ruʹakh (angin/napas) atau kata Yunani pneuʹma sewaktu menulis tentang ”roh”. Alkitab sendiri menunjukkan arti kata-kata itu. Misalnya, Mazmur 104:29 mengatakan, ”Apabila engkau [Yehuwa] mengambil roh [ruʹakh] mereka, mereka mati, dan mereka kembali kepada debu.” Dan, dalam Yakobus 2:26 dikatakan bahwa ”tubuh tanpa roh [pneuʹma] adalah mati”. Maka, dalam ayat-ayat itu, ”roh” memaksudkan sesuatu yang memberikan kehidupan kepada tubuh. Tanpa roh, tubuh mati.[9] Karena itu, dalam Alkitab kata ruʹakh tidak hanya diterjemahkan sebagai ”roh” tetapi juga sebagai ”tenaga”, atau ”daya kehidupan”. Misalnya, mengenai Air Bah pada zaman Nuh, Allah menyatakan, ”Aku akan mendatangkan air bah ke atas bumi untuk membinasakan dari bawah langit semua makhluk yang memiliki daya [ruʹakh] kehidupan yang aktif.” (Kejadian 6:17; 7:15, 22) Jadi, ”roh” memaksudkan daya yang tidak kelihatan (pancaran kehidupan) yang memberikan kehidupan kepada semua makhluk hidup. Dalam buku Louis Berkhof halam 29 mengatakan bahawa Alkitab memakai kata jiwa, roh itu secara bergantia atau disebut hanya sekedar istila-istila kata yang sering bertukar posisi.
2.2 Api Penyucian
Umat katolik mengajarkan bahwa orang-orang jahat akan langsung pergi keneraka ketika mereka meninggal, sementara orang-orang yang suci menuju kesurga. Meskipun demikian, mereka percaya bahwa ada pilihan ketiga bagi orang-orang yang meninggal kehidupan ini sebagai orang yang sudah diselamatkan dalam kasih karunia Tuhan, tetapi belum menyucikan diri mereka dari semua kesalahan mereka. Orang-orang ini pergi kesebuah tempat yang disebut Purgatory atau tempat penyucian (dari kata latin pergare, yang berarti dibersihkan atau disucikan), di mana mereka akan dihukum tetapi akan dibersihkan dari jejak-jejak terakhir dosa. Hanya Tuhan yang bisa tahu berapa lama waktu yang harus dilewati setiap jiwa didalam api penyucian. Namun doa-doa atas nama orang yang meninggal dari orang yang masih hidup dapat membantu orang yang telah meninggal itu.[10]
2.3 Apakah kondisi pertengahan setelah kematian fisik?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat sulit. Alkitab  mengajarkan kita tentang topik ini sampai taraf tertentu, tetapi topik ini selalu menjadi isu perdebatan panas dalam studi teologi.  Ada tiga pandangan untuk didiskusikan tentang tahapan pertengahan setelah kematian.
Pertama, mari kita membahas istilah jiwa yang tidur. Yesus kadangkala menunjuk kematian sebagai tidur, demikian juga menurut rasul Paulus, dan hal beberapa teolog percaya bahwa setelah kematian, tubuh menantikan hari kebangkitan dalam kondisi dekomposisi, sementara jiwa menanti dalam kondisi tidur.
Perspektif kedua menyarankan sebuah tahapan pertengahan, dikenal sebagai purgatori. Ini adalah sebuah pandangan yang diasosiasika khususnya dengan gereja katolik. Purgatori mengacu pada suatu tahapan dimana orang yang mati menantikan hari kebangkitan. Beberapa orang percaya bahwa memungkinkan bagi seorang yang belum diselamatkan, mati dan diselamatkan dalam purgatori setelah mengalami serangkaian upacara penyucian.
Pandangan ketiga adalah pandangan yang dianut oleh sebagian besar kaum “injili Tradisional”. Yaitu tempat yang disebut Firdaus (Paradise). Ajaran-ajaran tentang paradise memahami bahwa orang-orang Kristen akan berdiam di Firdaus bersama dengan Yesus, tak lama setelah kematian fisik, sedangkan orang-orang non-Kristen menunggu kebangkitan tubuh mereka dineraka. Penulis cenderung menganut pandangan ini.[11] 

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik mengenai pernyataan kitab suci tentang keadaan orang sesudah mati ialah sebagai berikut:
   1.      Alam Maut adalah tempat berdiamnya roh orang-orang fasik
   2.      Segerah sesudah mati, maka orang diadili. Meskipun pengadilan yang terbuka, yang kelihatan oleh segala orang dan seluruh dunia, masih akan terjadi pada kedatangan kembali dari Yesus Kristus, tetapi pengadilan yang pertama ini sudah menentukan segala sesuatu (Ibr. 9:27).
    3.      Sesudah mati tidak ada lagi kemungkinan untuk bertobat
    4.      Orang percaya segerah dijadikan sempurna dan oleh karena itu dinaikkan ke sorga. Tidak usa dimasuki api penyucian (RK) (Luk.23:43).
3.2 DAFTAR PUSTAKA
1. Calvin  Yohanes 2000. Institutio, BPK Gunung Mulia: Jakarta
2. OFM Dister Nico Syukur 2004. Teologia Sistematika 2, Kasinus: Yoyakarta
3. Berkhof Louis 2011. Teologia Sistematika 2 Doktrin manusia. Momentum: Surabaya
4.  Cho David Yonggi 1994. Dimensi Keempa. IMMANUEL: Jakarta
5. Wook Chung  Sung 2011. Belajar Teologia Sistematika dengan Muda, Visi Anugerah Indonesia : Bandung
6. Budipranoto  Ida. 2011. Teologia Apa yang Kita Yakini, Yayasan Gloria: Yoyakarta
7. Bible works 7
8. Alkitab dan kamus Alkitab



[1] Louis Berkhof. Teologia Sistematika 2 Doktrin manusia. (Surabaya : Momentum 2011) hlm 24
[2] Dr. Nico Syukur Dister, OFM. Teologia Sistematika 2. (Yoyakarta :Kasinus 2004) hlm 585-586
[3] Louis Berkhof. Teologia Sistematika 2 Doktrin manusia. (Surabaya : Momentum 2011) hlm 30-31
[4] Dr. David Yonggi Cho. Dimensi Keempa.(Jakarta : IMMANUEL 1994)hlm 38
[5] Bible Work 7
[6] Louis Berkhof. Teologi Sistematika 2 Doktrin Manusia. (Surabaya : Momentum 2011) hlm 8
[7] Alkitab
[8] Yohanes Calvin. Institutio Pengajaran agama Kristen. (Jakarta : BPK Gunung Mulia 2000) hlm 218
[9] Bible Works 7
[10] Ida budipratomo, Teologia apa yang kita yakini? (Yogyakarta : Yayasan Groria 2011) hlm 285-286
[11] Dr.Sung Wook Chung. Belajar Teologia Sistematika Dengan Mudah (Bandung: Visi Anugerah Indonesia 2011) hlm 197

1 komentar:

  1. Slots-N-Mobile - Slot Machine Games - JT Hub
    Get all 이천 출장안마 the latest slots games on this page at JtmHub, 의왕 출장안마 the only Slots-N-Mobile App. For those who are new 천안 출장안마 to slot machine games, this website is 경상북도 출장마사지 the 강릉 출장샵 place to be.

    BalasHapus