Rabu, 06 Juni 2018

Makalah Mazmur


BAB I
PENDAHULUAN
Tiga ribu tahun yang lalu hiduplah seorang pria yang hebat memimpin sebuah bangsa yang hebat di bawah Allah yang hebat ( Allah semesta langit). Nama pria tersebut adalah Daud. Daud begitu berkuasa sehingga enam puluh dua pasal dalam Perjanjian Lama dipersembahkan untuk biografinya, dan tidak kurang dari lima puluh sembilan referensi di dalam Perjanjian Baru yang meminta perhatian orang kepada pria ini – jelas lebih banyak, dari pada tokoh Alkitab lainnya.
Tetapi, Daud, anak Allah yang hebat, melakukan serentetan dosa yang mengerikan yang memimpin kepada konsekuensi – konsekuensi yang mengerikan. Ketika ia berusia sekitar lima puluh tahun, ia melakukan perzinahan. Kemudian, bukannya segera menghadapinya dan mengakuinya, ia justru menutup – nutupinya dengan pembunuhan berencana. Selama bagian yang lebih baik dalam satu tahun, ia menjalani kehidupan yang penuh kemunafikan dan tipu muslihat. Dunianya menjadi dunia yang penuh kewaspadaan dan kerahasiaan yang menyedihkan.
Dengan melihat situasi selama periode tersebut, sejalan dengan berlalunya hari dan ulan, mungkin ada orang yang mengira bahwa Allah yang suci sedang tertidur, atau paling tidak membiarkan hal tersebut berlalu ~ bahwa sesungguhnya dosa sudah dibayar, bahwa tidak ada upah dosa. Tetapi keadaanya bukan begitu.
Dengan gerakan yang mengagumkan dari pihak Allah akhirnya Ia membawa seorang pria yang memiliki ketulusan hhati (integritas) yang besar ke hadapan Daud, seorang pria yang memberitahukan kebenaran kepadanya. Saya tidak berpikir bahwa ada konfrontasi lain yang pernah begitu singkat dan efektif. Tiga kata yang singkat telah menyelesaikan tugas itu : “Engkaulah orang itu!” Daud hancur di dalam kerendahan hati. Dan saya pikir ada sebuah pancaran segar berupa kelegaan masuk ke dalam kehidupannya.[1]    



1.    LATAR BELAKANG

Nama kitab dalam bahasa Inggris “psalms” berasal dari nama/judul kitab Mazmur dalam Septuaginta (LXX) Psalmoi. Secara literal bentuk kata kerja psallo, berarti “menekan”, “menarik” atau “memainkan” (alat musik). Dengan demikian psalmoi mula-mula mungkin berarti lagu yang dinyanyikan dengan iringan alat musik petik. Pada abad ke-4 M, codex Vaticanus dari LXX memakai nama/judul psalmoi dan subjudul biblos psalmon. Pada abad ke-5 M codex Alexandrinus memakai nama lain, yaitu psalterion yang sebenarnya berarti ‘instrumen bertali’ (Dan. 3:5) atau ‘suatu kumpulan lagu.’ Kata psalmoi dalam LXX digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani mizmôr (“lagu” atau “musik instrumental”) yang sering muncul dalam pembukaan sebuah Mazmur (80x). Nama Indonesia “Mazmur” sangat mungkin berasal dari bahasa Arab, meskipun Alquran menyebut kitab ini dengan sebutan “Zabur”.[2]
Berbeda dengan penamaan kitab-kitab Musa (Pentateukh) yang biasanya diambil dari kata/beberapa kata pertama dari sebuah kitab, dalam kanon Ibrani nama kitab Mazmur adalah tehilîm (dari akar kata “memuji”). Beberapa menganggap penamaan ini kurang tepat. Kata ini hanya muncul sekali dalam keseluruhan kitab (145:1). Selain itu, kitab Mazmur juga berisi ratapan yang jumlahnya seimbang dengan hymne dan pujian. Bagaimanapun pemilihan tehilîm tetap beralasan: kata halal muncul sangat sering; kata “haleluya” dalam PL hanya 5/13 muncul di kitab Mazmur; kitab Mazmur diakhiri dengan mazmur-mazmur yang berisi pujian kepada Tuhan.[3]

1.1    Penulis dan Waktu Penulisan
1.1.1        Penulis
Membahas mengenai penulis kitab Mazmur ini, penulis utamanya adalah Daud, tetapi terdapat pula paling tidak 7 penulis lain : Musa, Salomo, Asaf, Atan, Heman, dan anak – anak Korah. Para penulis yang lainnya hanyalah tambahan yang berasal dari pengumpul Mazmur, atas adanya kemiripan pergumulan dari tokoh – tokoh tertentu dengan isi suatu Mazmur.
Tidak kurang dari 73 Mazmur dikatakan bahwa memang benar – benar Daudlah penulis kitab ini. Yang benar – benar ciptaanya sendiri, begitu lazimnya Perjanjian Lama membuktikan kebenaran dari aktivitas dan bakat Daud dibidang musik, sehingga sulit membantah peranannya dalam penulisan Mazmur. Dia  disebut “pemazmur yang disenangi di Israeel”. Sedangkan penulis lain yang disebut, terkait pada : Asaf (50, 73 – 83), Bani Korah (42 – 49; 84; 85; 87), Salomo (72; 127), Heman (88), (89) keduanya orang Ezrahi, dan Musa (90), masing – masing menulis satu Mazmur.[4]

1.1.2        Waktu Penulisan
Diperkirakan konteks peristiwa kitab Mazmur adalah antara 1450 – 430 SM (karena adanya berbagai penulis, rentang waktunya panjang. Akan tetapi sebagian ditulis 1000 SM. Namun beberapa Mazmur juga dinyatakan sudah ditulis dalam pertengahan dasawarsa ke -2 SM.[5]
2.    SITUASI KEHIDUPAN
2.1              Konteks Peristiwa
Perlu diperhatikan bahwa Natan tidak datang atas kemauannya sendiri; ia diutus oleh Allah: “Lalu tuhan mengutus Natan kepada Daud.” Saya pikir kata terpenting di dalam kalimat itu adalah kata yang pertama, “lalu.” Waktu Allah adalah sangat luar biasa.
Kapankah ia diutus ? segera setelah ia melakukan perzinahan? Tidak. Segera setelah Batsyeba berkata, “Aku mengandung”? Tidak. Segera setelah ia membunuh Uria? Tidak. Segera setelah ia menikahi janda Uria yang sedang mengandung? Tidak. Beberapa sarjana Perjanjian Lama percaya bahwa paling sedikit ada jarak waktu dua belas bulan berlalu sebelum Natan melakukan kunjungan. Allah menunggu sampai waktu yang tepat. Ia membiarkan roda – roda penggilas dosa melakukan tugas lengkap mereka dan lalu Ia melangkah masuk.
Allah tidak hanya mengetahui waktu yang tepat, Ia juga memilih orang yang tepat. Yaitu orang yang dihormati Daud. Orang yang telah mendapatkan rasa hormat sejak bertahun – tahun. Nabi Natan tidak memerlukan kata pengantar. Karena Daud sudah mengenalnya dengan baik.[6]

2.2                     Konteks Peredaksian
Seperti yang telah dibahas pada waktu  penulisan, tahun penulisan kitab Mazmur adalah sekitar tahun 1450 – 430 SM. Waktu peredaksian kitab Mazmur tidak jauh beda dengan koteks peredaksian yang telah dibahas sebelumnnya.
BAB II
T A F S I R A N
  1. KRITIK TEKS DAN KRITIK TERJEMAHAN
1.1    Kritik Teks
c!NEïr:T. byti_['WvT. yheîl{a/b ~yhiªl{a/ Ÿa~ymi’D"mi ynIlEÜyCi«h;  WTT Psalm 51:16
`^t<)q'd>ci ynI©Avl.
Kritik teks pada Mazmur 51:16 terdapat 3 permasalahan dalam teks:
a~ymi’D"mi
Di dalam kitab BHS ditemukan kata yang bermasalah yang pertama pada Mazmur 51 ayat 16 yaitu kata  ~ymi’D"mi , kata  ~ymi’D"mi ini memiliki akar kata  ~D' yang berarti “darah”, kata ~ymi’D"mi merupakan bentuk kata benda umum maskulin jamak bersifat mutlak (absolute) yang mendapatkan kata depan !mi yang berarti “dari” dan mendapatkan akhiran pronomina untuk nomina jamak (maskulin atau feminim) yang menunjukan kepemilikan  yang bila digabungkan menjadi “dari darah – darah (Maskulin Feminim)”
Dalam catatan kaki BHS kata a~ymi’D"mi ditulis pada satu atau beberapa naskah – naskah Perjanjian Lama ibrani abad pertengahan dan termasuk juga pada Perjanjian Lama terjemahan Siria ditulis sebagai kata ~D"mi, kata ~D"mi ini memiliki akar kata ~D' yang berarti “darah” mendapat kata depan !mi yang berarti “dari” . Jika digabungkan maka arti dari ~D"mi adalah ”dari darah”
Perbedaan dari kedua kata ini yang ada di BHS dan di catatan kaki ini adalah ada pada akhiran kata,  jika di dalam kitab BHS menuliskan kata (~D')  Darah” dengan menambahkan akhiran kata  pronomina nomina jamak ~y i sehingga menambah penjelasan bentuk jamak dari kata “Darah” menjadi “Darah-darah”. Sedangkan catatan kaki terjemahan Siria menerjemahkan kata “Darah” dengan bentuk tunggal tanpa penambahan akhiran kata ~y i seperti yang ada di BHS, Menurut penulis adalah lebih tepat jika kita memakai yang ada di kitab BHS karena “Darah” menggambarkan korban penebusan dosa yang harus dilakukan Daud, dan korban penebusan dosa itu banyak (jamak) bukan satu (tunggal) ~y i
byti_['WvT. yheîl{a/b
Didalam kitab BHS Ditemukan Kata yheîl{a/ yang memiliki akar kata ~yhil{a/ yang merupakan bentuk kata benda umum yang bergender maskulin  jamak Kata ~yhil{a ini juga menjelaskan kepemilikan (construct) dan mendapatkan akhiran pronomina untuk nomina – nomina jamak yang berarti “Allah (milik..)”. Sedangkan kata kedua adalah yti_['WvT. Kata ini memiliki akar kata h['WvT. Yang artinya adalah ”keselamatan”.
Kata  yti_['WvT merupakan kata benda umum bentuk feminim tunggal yang menjelaskan kepemilikan kata yti_['WvT ini mendapatkan akhiran pronomina untuk nomina – nomina tunggal (maskulin atau feminim) orang pertama tunggal yang berarti “keselamatan – ku”. Jika digabungkan kedua kata ini yti_['WvT. yheîl{a/ maka artinya adalah  “Allah keselamatanku”.
Dalam catatan kaki BHS kata byti_['WvT. yheîl{a/b ini barangkali kata yang dicoret atau di hilangkan karena ukuran irama tekanan pada kata yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku). Di dalam ayat ini kata yang di hilangkan karena penekanan pada artinya sendiri, di dalam kasus Daud ini kata yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku) di hilangkan karena sudah ada kata   ~yhil{a ((Allah) Sebelum yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku).
Menurut penulis jika kita mengikuti yang ada pada kitab BHS maka kita akan mendapat penjelasan tentang kata ~yhil{a ((Allah)  itu sendiri yaitu yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku) dan dengan penjelasan ini membantu kita lebih mengerti, dibandingkan dengan usulan catatan kaki yang tidak mencantumkan atau menghilangkan kata yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku) ini.
c!NEïr:T.
Permasalahan yang terakhir adalah kata !NEïr:T. kata ini memiliki akar kata !nr yang memiliki arti “bersorak”, kata !NEïr:T. merupakan kata kerja bentuk piel (menyatakan sungguh – sungguh) kata !NEïr:T ini bentuknya imperfect (yang menyatakan perbuatan yang berulang baik itu pada masa lampau, sekarang dan akan datang)  kata !NEïr:T mempunyai bentuk orang ketiga feminim tunggal yang artinya “dia akan bersorak - sorai”.
Dalam catatan kaki BHS kata !NEïr:T. ditulis pada Perjanjian Lama terjemahan Siria dan pada terjemahan Latin Vulgata kata !NEïr:T.  dituliskan atau ditempatkan didepan sebagai kata kerja penghubung( sama seperti pada Kejadian 1:30a ITB Genesis 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian”. Bandingkan dengan Kejadian 9:3 “ITB Genesis 9:3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau”). Maksudnya adalah dalam terjemahan Siria dan terjemahan Latin Vulgata kata !NEïr:T (“dia akan bersorak – sorai”) ditempatkan lebih dahulu sebelum kata “maka lidah ku...”(ITB Psalm 51:14 (51-16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!) jadi dalam terjemahan Siria dan Latin ditulis dengan “dia akan bersorak – sorai dengan  lidahnya tentang keadilan – Mu”.

1.2 Kritik Terjemahan
!NEïr:T. yti_['WvT. yheîl{a/ ~yhiªl{a/ Ÿ~ymi’D"mi ynIlEÜyCi«h;  WTT Psalm 51:16
                                                     `^t<)q'd>ci ynI©Avl.(u((
(Lepaskanku dari darah – darah, ya Allah, Allah keselamatanku, dia akan bersorak – sorai dengan lidahnya tentang keadilanMu)

KJV Psalm 51:14 Deliver me from bloodguiltiness, O God, thou God of my salvation: and my tongue shall sing aloud of thy righteousness. ( lepaskanku dari kesalahan atas darah,ya Allah, engkau Allah keselamatanku, dan lidahku akan bernyanyi dengan keras dari keadilan – Mu)

RSV Psalm 51:14 Deliver me from bloodguiltiness, O God, thou God of my salvation, and my tongue will sing aloud of thy deliverance. ( lepaskanku dari kesalahan atas darah, ya Allah, engkau Allah keselamatanku, dan lidahku akan bernyanyi dengan keras dari pembebasan – Mu)

NIV Psalm 51:14 Save me from bloodguilt, O God, the God who saves me, and my tongue wi     `1111   ll sing of your righteousness. (selamatkanku dari kesalahan atas darah, ya Allah, Allah yang menyelamatkanku, dan lidahku akan bernyanyi tentang keadilan - Mu)

LAI Psalm 51:14 (51-16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
           
Terlihat bahwa dalam terjemahan LAI, lebih mendekati terjemahannya dengan BHS sebagai bahasa aslinya yang membedakannya adalah dalam terjemahan KJV, RSV, NIV  terhadap BHS adalah pada kata ‘kesalahan atas darah, Dari perbedaan  makna terjemahan di atas maka terjemahan BHS, memberikan kejelasan yang lebih detail tentang darah yang menjelaskan penebusan (pembasuhan) atas dosa yang harus dilakukan Daud lewat darah korban – korban yang harus diberikan kepada Tuhan.

2.      STRUKTUR TEKS
A : (Sucikanku) ayat 1 – 7
A: 3-4 è memohon Pengampunan
B: 5-6 è Menyadari dosa
C: 7-8 è karena Allah Berkenan Mengampuni Dosa
D: 9-10 è Supaya Pulih

A1: 11-12 è Meminta pengampunan/penyucian
B2:13-14 è menyadari dosa karena dia tidak layak

E: 15-21 è mengajar Orang supaya berbalik kepada Tuhan


51:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud,
51:2 ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
51:3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.

B: (Pulihkanku) ayat 8-12
51:8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!
51:10 Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!
51:11 Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!
51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

C: (Pakailah aku) ayat 13 - 19
51:13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
51:14 Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
51:15 Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
51:16 Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!
51:17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
51:18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
51:19 Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

3.      TAFSIRAN
A : (Sucikanku) ayat 1 – 7
Disini Daud merasa diri nya sudah najis karena apa yang telah dilakukannya. Dengan melakukan perzinahan dan pembunuhan, ia melanggar perintah Tuhan yang Tuhan berikan yang mengakibatkan dia jatuh dalam dosa dan menghasilkan sifat yang jahat di dalam dirinya. Daud pun sengaja memberontak melawan Tuhan, dan tidak ada yang menyediakan penebusan bagi dosa – dosa yang disengaja untuk memberontak melawan Allah (Im 20:10; Bil 35: 31-32). Daud hanya bisa memohon kepada kemurahan Tuhan, anugerah Tuhan, dan kasih Tuhan. “darah yang keluar” mengacu kepada utang yang harus dibayar, dan “membersihkan” mengacu kepada kekotoran yang disebabkan oleh menyentuh sesuatu yang najis (Im 11:32) atau penyakit (Im 13:13). “Cuci” (Ayat 2,7) mengacu pada pembersihan pakaian kotor. Dalam jaman masyarakat Yahudi pada waktu itu, untuk mencuci dan mengganti pakaian menandai awal dari kehidupan yang baru, dan Daud telah membuat sesuatu awal yang baru.
Daud mengetahui kebenaran firman Tuhan dan mencintai nya, tetapi ia sengaja berbohong kepada dirinya sendiri (“saya bisa lolos dengan ini”) dan terhadap orang – orang, dan ia mencoba untuk berbohong kepada Tuhan. Dan hampir selama setahun ia berusaha untuk menutupi dosa – dosanya, tapi Tuhan tidak membiarkan anak – anak Nya didalam keberdosaan. Dan sekarang dia meminta kepada Tuhan agar kebenaran dan kebijakan Nya terdapat dalam dirinya.
B: (Pulihkanku) ayat 8-12
     Dosa Daud telah mempengaruhi seluruh dirinya, matanya, pikiran, telinga dan tulang, hati dan Roh, tangan dan bibirnya. Itulah dampak yang besar yang harus ditanggung karena melakukan dosa. Daud mengetahui hal ini, namun dia meminta kepada Tuhan lebih dari sekedar dari penyucian /pembasuhan atas  dosa nya, memang hal itu juga penting; tapi ia ingin seluruh diri nya di pulihkan agar dia bisa kembali diterima melayani Tuhan. Dia ingin sukacita Tuhan ada di  dalam dirinya dan wajah Tuhan tersenyum kepadanya. Daud meminta kepada Tuhan agar membuatkan hati yang baru di dalam dirinya dan memberinya roh yang setia yang tidak akan terombang – ambing dengan segala pencobaan. Dalam ayat 10 merupakan ayat yang menjadi ekspresi hati Daud. Karena Daud mengetahui bahwa dalam dirinya (hatinya) itu yang menjadi sumber masalah yang menduduki sukacita dan berkatNya,dan dia sendiri tidak mampu mengubah hatinya sendiri. Hanya Allah saja yang mampu mengubahnya lewat kuasaNya.
     Tuhan memberikan Roh KudusNya kepad Daud ketika Samuel mengurapi dia (1 Sam 16:13), dan Daud tidak mau kehilangan berkat dan pertolongan dari Roh Kudus, seperti yang terjadi pada Saul ketika ia jatuh dalam dosa ( 1 Sam 16:1,14; lihat 2 Sam 7:15 ). Dalam hal ini tidak cukup hanya untuk mengaku dosa dan mengalami pengampunan dari Allah, kita juga harus berserah kepada Dia untuk memperbaharui kita sehingga kita dapat menaklukan dan tidak kalah terhadap godaan. Tuhan memang mengampuni Daud tetapi Tuhan juga mengijinkan dia untuk tetap mengalami konsekuensi dari hukuman atas dosa – dosa nya (2 Sam 12: 13-14).
    C: (Pakailah aku) ayat 13 – 19
     Daud adalah hamba Tuhan, dan ia ingin kembali  dalam pelayanannya dan memimpin umat Nya,terutama dalam mempersiapkan dengan teliti dalam membangun bait Allah. Yang menarik adalah bahwa Salomo anak yang lahir dari Bathsheba, dipilih menjadi pengganti Daud dan menjadi salah satu yang mengawasi pembangunan Bait Allah”Tapi dimana dosa bertambah banyak, disana kasih karunia menjadi berlimpah – limpah” (Roma 5:20). Daud ingin menyaksikan yang terhilang dan yang mengembara dan membawa mereka kembali kepada Tuhan (ay. 13), dan ia ingin bernyanyi memuji Tuhan (ay. 14-15). "hutang darah " mengacu pada darah Uria di tangan Daud, karena Daud yang memerintahkan kematiannya (2 Sam 11: 6).
     Daud cukup kaya untuk membawa banyak korban kepada Tuhan, tapi ia tahu bahwa ini tidak akan menyenangkan hati Tuhan dan bahwa darah mereka tidak bisa membasuh dari segala dosa-dosanya. Daud tidak menyangkal pentingnya atau keabsahan sistem korban Yahudi; ia menegaskan pentingnya hati yang bertobat dan semangat menyerah kepada Tuhan (Yesaya 57:15). Tuhan tidak bisa menerima hewan rusak sebagai korban (Mal 1: 6-8), tetapi Dia akan menerima patah hati!
     Pada ayat 18-19 kemudian ditambahkan untuk menjelaskan  mazmur ini yang bersifat sangat pribadi dalam ibadah bersama. Sebagai raja, ia pasti terbebani untuk kesejahteraan dari Yerusalem dan kerajaannya, dan ia tahu bahwa dosa-dosanya telah melemahkan posisi Israel di antara bangsa-bangsa (2 Sam 12:14). Daud harus mulai membangun dan memperbaiki dinding, sebaliknya Salomo tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan secepatnya di masa pemerintahannya (1 Raja-raja 3: 1). Daud  menghancurkan sebagian hal yang baik ketika ia berdosa, tapi dia juga melakukan banyak hal kebaikan selama masa hidupnya dan melayani Tuhan dengan setia.




BAB III
MAKNA TEOLOGIS DAN APLIKASI
1.          MAKNA TEOLOGIS
     Mazmur 51 adalah doa pertobatan yang paling mendalam dari seluruh Kitab Suci(bnd. Mzm. 25; 130, doa pertobatan perseorangan; Yes. 63:7, 64:11; Rat. 5; Neh. 9, doa pertobatan jemaah). Paling mendalam karena kehangatan permohonannya, kesadaran akan dosa, akan artinya dan beratnya dan terutama akan semangat pertobatannya. Pertobatan sejati tidak hanya memohon ampun, melainkan pada pembaruan hidup, pembaharuan dalam hati dan roh, pada jiwa yang hancur dan pada mempersembahkan hati yang patah dan remuk sebagai korban. Pertobatan terjadi ketika manusia kembali kepada Allah dan hidup dalam Allah. Ini semuanya tidak mungkin terlaksana tanpa kekuatan Allah; kekuatan Roh – Nya yang kudus. Sungguh mengagumkan dalamnya pertobatan yang dapat disimpulkan dari doa pertobatan ini. Tidaklah mengherankan kalau Mzm. 51 ini telah dan selalu menjadi nyanyian sukacita pertobatan dan pemupukan kesalehan yang amat mendalam bagi yang tak terhitung banyaknya manusia yang mau kembali kepada Tuhan.
2.             APLIKASI
Melalui Mazmur 51:1-21 aplikasi yang dapat diterapkan dalam kehidupan rohani pada waktu ini adalah :
1.      Secara terbuka mengakui dosa dan pelanggaran kepada Allah dan menyesal (meratap) adalah sikap yang baik dari pada diam dan menutupi dosa. Karena penyesalan akan menimbulkan pengharapan.
2.      Kita juga harus berserah kepada Dia untuk memperbaharui kita dan kita meminta kepada Tuhan agar membuatkan hati yang baru di dalam diri kita dan diberikan kepada kita roh yang setia yang tidak akan terombang – ambing dengan segala pencobaan dan  dapat menaklukan dan tidak kalah terhadap godaan.
3.      Menyenangkan hati Tuhan dengan bernyanyi memuji Tuhan sebagai sebuah ungkapan sukacita dari sebuah pengampunan yang Tuhan telah berikan.
  



[1] Charles R, Swindoll. Daud Pria Penuh Gairah dan Terpilih, (Bandung : Cipta Olah Pustaka, 2000), hlm. 275276.
[2] Lasor, W.S. Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1993), hlm. 41.
[3] Abineno,J.L.Ch. Mazmur dan Ibadah , (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1987), hlm. 1.
[4] Hill, A.E. Survei Perjanjian Lama, (Malang : Gandum Mas, 2008), hlm. 446.
[5] Ibid, hlm. 445.
[6] Opcit,hlm. 281 - 282.

2 komentar: