BAB I
PENDAHULUAN
Tiga ribu tahun yang lalu hiduplah seorang pria yang
hebat memimpin sebuah bangsa yang hebat di bawah Allah yang hebat ( Allah
semesta langit). Nama pria tersebut adalah Daud. Daud begitu berkuasa sehingga
enam puluh dua pasal dalam Perjanjian Lama dipersembahkan untuk biografinya,
dan tidak kurang dari lima puluh sembilan referensi di dalam Perjanjian Baru
yang meminta perhatian orang kepada pria ini – jelas lebih banyak, dari pada
tokoh Alkitab lainnya.
Tetapi, Daud, anak Allah yang hebat, melakukan serentetan
dosa yang mengerikan yang memimpin kepada konsekuensi – konsekuensi yang
mengerikan. Ketika ia berusia sekitar lima puluh tahun, ia melakukan
perzinahan. Kemudian, bukannya segera menghadapinya dan mengakuinya, ia justru
menutup – nutupinya dengan pembunuhan berencana. Selama bagian yang lebih baik
dalam satu tahun, ia menjalani kehidupan yang penuh kemunafikan dan tipu
muslihat. Dunianya menjadi dunia yang penuh kewaspadaan dan kerahasiaan yang
menyedihkan.
Dengan melihat situasi selama periode tersebut, sejalan
dengan berlalunya hari dan ulan, mungkin ada orang yang mengira bahwa Allah
yang suci sedang tertidur, atau paling tidak membiarkan hal tersebut berlalu ~
bahwa sesungguhnya dosa sudah dibayar, bahwa tidak ada upah dosa. Tetapi
keadaanya bukan begitu.
Dengan gerakan yang mengagumkan dari pihak Allah akhirnya
Ia membawa seorang pria yang memiliki ketulusan hhati (integritas) yang besar
ke hadapan Daud, seorang pria yang memberitahukan kebenaran kepadanya. Saya
tidak berpikir bahwa ada konfrontasi lain yang pernah begitu singkat dan
efektif. Tiga kata yang singkat telah menyelesaikan tugas itu : “Engkaulah
orang itu!” Daud hancur di dalam kerendahan hati. Dan saya pikir ada sebuah
pancaran segar berupa kelegaan masuk ke dalam kehidupannya.[1]
1.
LATAR
BELAKANG
Nama kitab
dalam bahasa Inggris “psalms” berasal dari nama/judul kitab Mazmur dalam
Septuaginta (LXX) Psalmoi. Secara literal bentuk kata kerja psallo, berarti
“menekan”, “menarik” atau “memainkan” (alat musik). Dengan demikian psalmoi
mula-mula mungkin berarti lagu yang dinyanyikan dengan iringan alat musik
petik. Pada abad ke-4 M, codex Vaticanus dari
LXX memakai nama/judul psalmoi dan subjudul biblos psalmon. Pada abad ke-5 M
codex Alexandrinus memakai nama lain, yaitu psalterion yang sebenarnya berarti
‘instrumen bertali’ (Dan. 3:5) atau ‘suatu kumpulan lagu.’ Kata psalmoi dalam
LXX digunakan untuk menerjemahkan kata Ibrani mizmôr (“lagu” atau “musik
instrumental”) yang sering muncul dalam pembukaan sebuah Mazmur (80x). Nama
Indonesia “Mazmur” sangat mungkin berasal dari bahasa Arab, meskipun Alquran
menyebut kitab ini dengan sebutan “Zabur”.[2]
Berbeda dengan
penamaan kitab-kitab Musa (Pentateukh) yang biasanya diambil dari kata/beberapa
kata pertama dari sebuah kitab, dalam kanon Ibrani nama kitab Mazmur adalah tehilîm
(dari akar kata “memuji”). Beberapa menganggap penamaan ini kurang tepat. Kata
ini hanya muncul sekali dalam keseluruhan kitab (145:1). Selain itu, kitab
Mazmur juga berisi ratapan yang jumlahnya seimbang dengan hymne dan pujian.
Bagaimanapun pemilihan tehilîm tetap beralasan: kata halal muncul sangat
sering; kata “haleluya” dalam PL hanya 5/13 muncul di kitab Mazmur; kitab
Mazmur diakhiri dengan mazmur-mazmur yang berisi pujian kepada Tuhan.[3]
1.1
Penulis
dan Waktu Penulisan
1.1.1
Penulis
Membahas
mengenai penulis kitab Mazmur ini, penulis utamanya adalah Daud, tetapi
terdapat pula paling tidak 7 penulis lain : Musa, Salomo, Asaf, Atan, Heman,
dan anak – anak Korah. Para penulis yang lainnya hanyalah tambahan yang berasal
dari pengumpul Mazmur, atas adanya kemiripan pergumulan dari tokoh – tokoh
tertentu dengan isi suatu Mazmur.
Tidak kurang
dari 73 Mazmur dikatakan bahwa memang benar – benar Daudlah penulis kitab ini.
Yang benar – benar ciptaanya sendiri, begitu lazimnya Perjanjian Lama
membuktikan kebenaran dari aktivitas dan bakat Daud dibidang musik, sehingga
sulit membantah peranannya dalam penulisan Mazmur. Dia disebut “pemazmur yang disenangi di Israeel”.
Sedangkan penulis lain yang disebut, terkait pada : Asaf (50, 73 – 83), Bani
Korah (42 – 49; 84; 85; 87), Salomo (72; 127), Heman (88), (89) keduanya orang
Ezrahi, dan Musa (90), masing – masing menulis satu Mazmur.[4]
1.1.2
Waktu
Penulisan
Diperkirakan konteks peristiwa kitab Mazmur adalah antara 1450 – 430 SM (karena adanya berbagai penulis,
rentang waktunya panjang. Akan tetapi sebagian ditulis 1000 SM. Namun beberapa
Mazmur juga dinyatakan sudah ditulis dalam pertengahan dasawarsa ke -2 SM.[5]
2.
SITUASI
KEHIDUPAN
2.1
Konteks
Peristiwa
Perlu diperhatikan bahwa Natan tidak datang atas kemauannya sendiri; ia
diutus oleh Allah: “Lalu tuhan mengutus Natan kepada Daud.” Saya pikir kata
terpenting di dalam kalimat itu adalah kata yang pertama, “lalu.” Waktu Allah
adalah sangat luar biasa.
Kapankah ia diutus ? segera setelah ia melakukan perzinahan? Tidak. Segera
setelah Batsyeba berkata, “Aku mengandung”? Tidak. Segera setelah ia membunuh
Uria? Tidak. Segera setelah ia menikahi janda Uria yang sedang mengandung?
Tidak. Beberapa sarjana Perjanjian Lama percaya bahwa paling sedikit ada jarak
waktu dua belas bulan berlalu sebelum Natan melakukan kunjungan. Allah menunggu
sampai waktu yang tepat. Ia membiarkan roda – roda penggilas dosa melakukan
tugas lengkap mereka dan lalu Ia melangkah masuk.
Allah tidak hanya mengetahui waktu yang tepat, Ia juga memilih orang yang
tepat. Yaitu orang yang dihormati Daud. Orang yang telah mendapatkan rasa
hormat sejak bertahun – tahun. Nabi Natan tidak memerlukan kata pengantar.
Karena Daud sudah mengenalnya dengan baik.[6]
2.2
Konteks
Peredaksian
Seperti yang telah dibahas pada waktu penulisan, tahun penulisan kitab Mazmur
adalah sekitar tahun 1450 – 430 SM. Waktu peredaksian kitab Mazmur tidak jauh
beda dengan koteks peredaksian yang telah dibahas sebelumnnya.
BAB II
T A F S I R A N
- KRITIK TEKS DAN KRITIK TERJEMAHAN
1.1
Kritik Teks
c!NEïr:T. byti_['WvT. yheîl{a/b ~yhiªl{a/ Ÿa~ymi’D"mi ynIlEÜyCi«h;
WTT Psalm 51:16
`^t<)q'd>ci ynI©Avl.
Kritik teks pada Mazmur 51:16 terdapat 3 permasalahan
dalam teks:
a~ymi’D"mi
Di dalam
kitab BHS ditemukan kata yang bermasalah yang pertama pada Mazmur 51 ayat 16 yaitu
kata ~ymi’D"mi , kata ~ymi’D"mi ini memiliki akar kata ~D' yang berarti “darah”,
kata ~ymi’D"mi merupakan bentuk kata benda umum
maskulin jamak bersifat mutlak (absolute) yang mendapatkan kata depan !mi yang berarti “dari” dan mendapatkan akhiran
pronomina untuk nomina jamak (maskulin atau feminim) yang menunjukan
kepemilikan yang bila digabungkan
menjadi “dari darah – darah (Maskulin
Feminim)”
Dalam catatan
kaki BHS kata a~ymi’D"mi ditulis pada satu atau beberapa
naskah – naskah Perjanjian Lama ibrani abad pertengahan dan termasuk juga pada
Perjanjian Lama terjemahan Siria ditulis sebagai kata ~D"mi, kata ~D"mi ini
memiliki akar kata ~D' yang berarti “darah”
mendapat kata depan !mi yang berarti “dari”
. Jika digabungkan
maka arti dari ~D"mi adalah ”dari
darah”
Perbedaan dari kedua kata ini yang
ada di BHS dan di catatan kaki ini adalah ada pada akhiran kata, jika di dalam kitab BHS menuliskan kata (~D') “Darah” dengan
menambahkan akhiran kata pronomina
nomina jamak ~y i sehingga menambah penjelasan bentuk jamak dari kata
“Darah” menjadi “Darah-darah”. Sedangkan catatan kaki terjemahan Siria
menerjemahkan kata “Darah” dengan
bentuk tunggal tanpa penambahan akhiran kata ~y i seperti
yang ada di BHS, Menurut penulis adalah lebih tepat jika kita memakai yang ada
di kitab BHS karena “Darah” menggambarkan
korban penebusan dosa yang harus dilakukan Daud, dan korban penebusan dosa itu
banyak (jamak) bukan satu (tunggal) ~y i
byti_['WvT.
yheîl{a/b
Didalam kitab BHS
Ditemukan Kata yheîl{a/ yang memiliki akar kata ~yhil{a/ yang merupakan bentuk kata benda umum yang bergender maskulin
jamak Kata ~yhil{a ini juga menjelaskan kepemilikan (construct) dan
mendapatkan akhiran pronomina untuk nomina – nomina jamak yang berarti “Allah (milik..)”. Sedangkan kata kedua
adalah yti_['WvT. Kata ini memiliki
akar kata h['WvT. Yang artinya
adalah ”keselamatan”.
Kata yti_['WvT merupakan kata benda umum bentuk
feminim tunggal yang menjelaskan kepemilikan kata yti_['WvT ini mendapatkan akhiran
pronomina untuk nomina – nomina tunggal (maskulin atau feminim) orang pertama
tunggal yang berarti “keselamatan – ku”.
Jika digabungkan kedua kata ini yti_['WvT. yheîl{a/ maka artinya adalah “Allah
keselamatanku”.
Dalam catatan kaki BHS kata byti_['WvT. yheîl{a/b ini
barangkali kata yang dicoret atau di hilangkan karena
ukuran irama tekanan pada kata yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah
Keselamatanku). Di dalam ayat ini kata yang di hilangkan karena
penekanan pada artinya sendiri, di dalam kasus Daud ini kata yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku) di hilangkan karena sudah ada kata ~yhil{a ((Allah)
Sebelum yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku).
Menurut penulis
jika kita mengikuti yang ada pada kitab BHS maka kita akan mendapat penjelasan
tentang kata ~yhil{a ((Allah)
itu sendiri yaitu yti_['WvT. yheîl{a/ (Allah Keselamatanku) dan dengan penjelasan ini membantu kita
lebih mengerti, dibandingkan dengan usulan catatan kaki yang tidak mencantumkan
atau menghilangkan kata yti_['WvT.
yheîl{a/ (Allah Keselamatanku) ini.
c!NEïr:T.
Permasalahan yang
terakhir adalah kata !NEïr:T. kata ini memiliki akar kata !nr yang
memiliki arti “bersorak”, kata !NEïr:T. merupakan kata kerja bentuk piel (menyatakan sungguh – sungguh) kata !NEïr:T ini bentuknya imperfect (yang menyatakan
perbuatan yang berulang baik itu pada masa lampau, sekarang dan akan datang) kata !NEïr:T mempunyai
bentuk orang ketiga feminim tunggal yang artinya “dia
akan bersorak - sorai”.
Dalam catatan kaki BHS kata !NEïr:T. ditulis pada
Perjanjian Lama terjemahan Siria dan pada terjemahan Latin Vulgata kata !NEïr:T. dituliskan atau ditempatkan
didepan sebagai kata kerja penghubung( sama seperti pada Kejadian 1:30a “ITB Genesis 1:30 Tetapi kepada segala binatang di
bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,
Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau
menjadi makanannya." Dan jadilah demikian”.
Bandingkan dengan Kejadian 9:3 “ITB Genesis 9:3 Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah
memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau”). Maksudnya
adalah dalam terjemahan Siria dan terjemahan Latin Vulgata kata !NEïr:T (“dia akan bersorak – sorai”) ditempatkan
lebih dahulu sebelum kata “maka lidah
ku...”(ITB Psalm 51:14 (51-16) Lepaskanlah aku dari
hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!) jadi dalam
terjemahan Siria dan Latin ditulis dengan “dia
akan bersorak – sorai dengan
lidahnya tentang keadilan – Mu”.
1.2 Kritik Terjemahan
!NEïr:T. yti_['WvT. yheîl{a/ ~yhiªl{a/ Ÿ~ymi’D"mi ynIlEÜyCi«h; WTT Psalm 51:16
`^t<)q'd>ci
ynI©Avl.(u((
(Lepaskanku dari darah
– darah, ya Allah, Allah
keselamatanku, dia akan bersorak –
sorai dengan lidahnya tentang keadilanMu)
KJV Psalm 51:14 Deliver me from bloodguiltiness, O God, thou
God of my salvation: and my
tongue shall sing aloud of thy
righteousness. ( lepaskanku dari kesalahan atas darah,ya Allah, engkau
Allah keselamatanku, dan lidahku akan
bernyanyi dengan keras dari
keadilan – Mu)
RSV Psalm 51:14 Deliver me from bloodguiltiness, O God, thou
God of my salvation, and my tongue will
sing aloud of thy deliverance. ( lepaskanku dari kesalahan atas darah, ya Allah, engkau Allah keselamatanku, dan lidahku akan bernyanyi dengan keras dari pembebasan – Mu)
NIV Psalm 51:14 Save me from bloodguilt, O God, the
God who saves me, and my tongue wi `1111 ll sing of your righteousness.
(selamatkanku dari kesalahan atas darah,
ya Allah, Allah yang menyelamatkanku,
dan lidahku akan bernyanyi tentang
keadilan - Mu)
LAI Psalm 51:14 (51-16) Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan
keadilan-Mu!
Terlihat bahwa dalam terjemahan LAI,
lebih mendekati
terjemahannya dengan BHS sebagai bahasa aslinya yang membedakannya adalah dalam
terjemahan KJV, RSV, NIV terhadap BHS adalah pada kata ‘kesalahan atas
darah’,
Dari perbedaan makna terjemahan di atas
maka terjemahan BHS, memberikan kejelasan yang lebih detail tentang darah yang menjelaskan penebusan (pembasuhan)
atas dosa yang harus dilakukan Daud lewat darah korban – korban yang harus
diberikan kepada Tuhan.
2.
STRUKTUR TEKS
A : (Sucikanku) ayat 1 – 7
A: 3-4 è memohon Pengampunan
B: 5-6 è Menyadari dosa
C: 7-8 è karena Allah Berkenan Mengampuni
Dosa
D: 9-10 è Supaya Pulih
A1: 11-12 è Meminta pengampunan/penyucian
B2:13-14 è menyadari dosa karena dia
tidak layak
E: 15-21 è mengajar Orang supaya berbalik
kepada Tuhan
51:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari
Daud,
51:2 ketika nabi Natan datang kepadanya
setelah ia menghampiri Batsyeba.
51:3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut
kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
51:5 Sebab aku sendiri sadar akan
pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau
sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya
ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku
diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
B: (Pulihkanku)
ayat 8-12
51:8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan
kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat
kepadaku.
51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku
dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih
putih dari salju!
51:10 Biarlah aku mendengar kegirangan
dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!
51:11 Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap
dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!
51:12 Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,
dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
C: (Pakailah
aku) ayat 13 - 19
51:13 Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
51:14 Bangkitkanlah kembali padaku
kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh
yang rela!
51:15 Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu
kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa
berbalik kepada-Mu.
51:16 Lepaskanlah aku dari hutang darah,
ya Allah, Allah keselamatanku, maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan
keadilan-Mu!
51:17 Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya
mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!
51:18 Sebab Engkau tidak berkenan kepada
korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak
menyukainya.
51:19 Korban sembelihan kepada Allah
ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina,
ya Allah.
3.
TAFSIRAN
A :
(Sucikanku) ayat
1 – 7
Disini
Daud merasa diri nya sudah najis karena apa yang telah dilakukannya. Dengan
melakukan perzinahan dan pembunuhan, ia melanggar perintah Tuhan yang Tuhan
berikan yang mengakibatkan dia jatuh dalam dosa dan menghasilkan sifat yang
jahat di dalam dirinya. Daud pun sengaja memberontak melawan Tuhan, dan tidak
ada yang menyediakan penebusan bagi dosa – dosa yang disengaja untuk
memberontak melawan Allah (Im 20:10; Bil 35: 31-32). Daud hanya bisa memohon
kepada kemurahan Tuhan, anugerah Tuhan, dan kasih Tuhan.
“darah yang keluar” mengacu kepada utang yang harus dibayar, dan “membersihkan”
mengacu kepada kekotoran yang disebabkan oleh menyentuh sesuatu yang najis (Im
11:32) atau penyakit (Im 13:13). “Cuci” (Ayat 2,7) mengacu pada
pembersihan pakaian kotor. Dalam jaman masyarakat Yahudi pada waktu itu, untuk
mencuci dan mengganti pakaian menandai awal dari kehidupan yang baru, dan Daud
telah membuat sesuatu awal yang baru.
Daud
mengetahui kebenaran firman Tuhan dan mencintai nya, tetapi ia sengaja berbohong
kepada dirinya sendiri (“saya bisa lolos dengan ini”) dan terhadap orang –
orang, dan ia mencoba untuk berbohong kepada Tuhan. Dan hampir selama setahun
ia berusaha untuk menutupi dosa – dosanya, tapi Tuhan tidak membiarkan anak –
anak Nya didalam keberdosaan. Dan sekarang dia meminta kepada Tuhan agar
kebenaran dan kebijakan Nya terdapat dalam dirinya.
B: (Pulihkanku) ayat 8-12
Dosa Daud telah mempengaruhi seluruh
dirinya, matanya, pikiran, telinga dan tulang, hati dan Roh, tangan dan
bibirnya. Itulah dampak yang besar yang harus ditanggung karena melakukan dosa.
Daud mengetahui hal ini, namun dia meminta kepada Tuhan lebih dari sekedar dari
penyucian /pembasuhan atas dosa nya,
memang hal itu juga penting; tapi ia ingin seluruh diri nya di pulihkan agar dia
bisa kembali diterima melayani Tuhan. Dia ingin sukacita Tuhan ada di dalam dirinya dan wajah Tuhan tersenyum
kepadanya. Daud meminta kepada Tuhan agar membuatkan hati yang baru di dalam
dirinya dan memberinya roh yang setia yang tidak akan terombang – ambing dengan
segala pencobaan. Dalam ayat 10 merupakan ayat yang menjadi ekspresi hati Daud.
Karena Daud mengetahui bahwa dalam dirinya (hatinya) itu yang menjadi sumber
masalah yang menduduki sukacita dan berkatNya,dan dia sendiri tidak mampu
mengubah hatinya sendiri. Hanya Allah saja yang mampu mengubahnya lewat
kuasaNya.
Tuhan memberikan Roh KudusNya kepad Daud
ketika Samuel mengurapi dia (1 Sam 16:13), dan Daud tidak mau kehilangan berkat
dan pertolongan dari Roh Kudus, seperti yang terjadi pada Saul ketika ia jatuh
dalam dosa ( 1 Sam 16:1,14; lihat 2 Sam 7:15 ). Dalam hal ini tidak cukup hanya
untuk mengaku dosa dan mengalami pengampunan dari Allah, kita juga harus
berserah kepada Dia untuk memperbaharui kita sehingga kita dapat menaklukan dan
tidak kalah terhadap godaan. Tuhan memang mengampuni Daud tetapi Tuhan juga
mengijinkan dia untuk tetap mengalami konsekuensi dari hukuman atas dosa – dosa
nya (2 Sam 12: 13-14).
C: (Pakailah aku) ayat
13 – 19
Daud adalah hamba Tuhan, dan ia ingin
kembali dalam pelayanannya dan memimpin
umat Nya,terutama dalam mempersiapkan dengan teliti dalam membangun bait Allah.
Yang menarik adalah bahwa Salomo anak yang lahir dari Bathsheba, dipilih
menjadi pengganti Daud dan menjadi salah satu yang mengawasi pembangunan Bait
Allah”Tapi dimana dosa bertambah banyak, disana kasih karunia menjadi berlimpah
– limpah” (Roma 5:20). Daud ingin menyaksikan yang terhilang dan
yang mengembara dan membawa
mereka kembali kepada Tuhan (ay. 13), dan ia ingin bernyanyi memuji Tuhan (ay. 14-15).
"hutang darah " mengacu
pada darah Uria di tangan Daud, karena
Daud yang memerintahkan kematiannya (2 Sam
11: 6).
Daud cukup kaya untuk
membawa banyak korban kepada Tuhan, tapi ia tahu bahwa ini tidak akan
menyenangkan hati Tuhan
dan bahwa darah mereka tidak bisa membasuh dari
segala dosa-dosanya. Daud tidak menyangkal
pentingnya atau keabsahan sistem korban Yahudi; ia menegaskan pentingnya hati
yang bertobat dan semangat menyerah kepada Tuhan (Yesaya 57:15). Tuhan tidak
bisa menerima hewan rusak sebagai korban (Mal 1: 6-8), tetapi Dia akan menerima
patah hati!
Pada
ayat 18-19 kemudian ditambahkan
untuk menjelaskan mazmur ini
yang bersifat sangat pribadi dalam ibadah bersama. Sebagai raja, ia pasti
terbebani untuk kesejahteraan dari Yerusalem
dan kerajaannya,
dan ia tahu bahwa dosa-dosanya telah melemahkan posisi Israel di antara bangsa-bangsa
(2 Sam 12:14). Daud
harus mulai membangun dan memperbaiki dinding, sebaliknya Salomo tidak bisa menyelesaikan
pekerjaan dengan secepatnya di masa
pemerintahannya (1 Raja-raja 3: 1). Daud menghancurkan sebagian hal yang baik ketika ia berdosa,
tapi dia juga melakukan banyak hal kebaikan
selama masa hidupnya dan melayani Tuhan dengan setia.
BAB
III
MAKNA
TEOLOGIS DAN APLIKASI
1.
MAKNA TEOLOGIS
Mazmur 51 adalah
doa pertobatan yang paling mendalam dari seluruh Kitab Suci(bnd. Mzm. 25; 130,
doa pertobatan perseorangan; Yes. 63:7, 64:11; Rat. 5; Neh. 9, doa pertobatan
jemaah). Paling mendalam karena kehangatan permohonannya, kesadaran akan dosa,
akan artinya dan beratnya dan terutama akan semangat pertobatannya. Pertobatan
sejati tidak hanya memohon ampun, melainkan pada pembaruan hidup, pembaharuan
dalam hati dan roh, pada jiwa yang hancur dan pada mempersembahkan hati yang
patah dan remuk sebagai korban. Pertobatan terjadi ketika manusia kembali
kepada Allah dan hidup dalam Allah. Ini semuanya tidak mungkin terlaksana tanpa
kekuatan Allah; kekuatan Roh – Nya yang kudus. Sungguh mengagumkan dalamnya
pertobatan yang dapat disimpulkan dari doa pertobatan ini. Tidaklah
mengherankan kalau Mzm. 51 ini telah dan selalu menjadi nyanyian sukacita
pertobatan dan pemupukan kesalehan yang amat mendalam bagi yang tak terhitung
banyaknya manusia yang mau kembali kepada Tuhan.
2.
APLIKASI
Melalui Mazmur
51:1-21 aplikasi yang dapat diterapkan dalam
kehidupan rohani pada waktu ini adalah :
1. Secara
terbuka mengakui dosa dan pelanggaran kepada Allah dan menyesal (meratap)
adalah sikap yang baik dari pada diam dan menutupi dosa. Karena penyesalan akan
menimbulkan pengharapan.
2. Kita juga harus berserah kepada Dia untuk memperbaharui
kita dan kita meminta kepada Tuhan agar membuatkan hati yang baru di dalam diri
kita dan diberikan kepada kita roh yang setia yang tidak akan terombang –
ambing dengan segala pencobaan dan dapat
menaklukan dan tidak kalah terhadap godaan.
3. Menyenangkan hati Tuhan dengan bernyanyi memuji Tuhan
sebagai sebuah ungkapan sukacita dari sebuah pengampunan yang Tuhan telah
berikan.
[1] Charles R, Swindoll. Daud Pria Penuh Gairah dan Terpilih, (Bandung : Cipta Olah
Pustaka, 2000), hlm. 275 – 276.
Terima kasih atas ilmunya🙏
BalasHapusThanks
BalasHapus