Senin, 13 Februari 2017

Makalah Yesus Dan Salib



BAB I
PENDAHULUAN
YESUS DAN SALIB
1.1 Latar Belakang
Kekristenan adalah Kristus, Jika kekristenan adalah Kristus, maka salib-Nya adalah kunci untuk mengerti tentang Dia. P.T Forsyth, seorang theolog inggris berkata: “Bagi kita Kristus adalah salib-Nya. Kita tidak bisa mengerti Kristus sampai kita mengerti arti salib-Nya. Pembahasan kita mengenai salib ada di bawah tema besar “Yesus adalah jalan.” Hal ini dikatakan pada saat Yesus berkata bahwa Dia adalah jalan dalam Yohanes 14:6, maksudnya Dia akan menjadi jalan melalui kematian.[1] Allah menciptakan manusia dan hubungan Allah dengan manusia adalah baik namun akibat dosa hubungan Allah dan manusia benar-benar rusak/, hubungan Allah dan manusia terputus. Bagaimana hubungan manusia dengan Allah dapat diperbaiki kembali? Jawabnya adalah Yesus dan Salib.[2] Penyaliban adalah salah satu bentuk hukuman yang diterapkan dalam Kekaisaran Romawi, dan orang yang paling terkenal karena hukuman salib oleh pemerintah Romawi adalah Yesus Kristus. Pada zaman Yesus, para pemberontak dan pelaku kriminal dihukum dengan cara disalib. Penyaliban merupakan salah satu bentuk eksekusi yang terkejam yang pernah ada di dunia. Esensi dari penyaliban bukanlah kematian itu sendiri, melainkan penderitaan saat menjelang kematian. Dengan demikian, kematian merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh orang yang disalib. Berbeda dengan cara eksekusi terpidana mati pada masa sekarang, proses penyaliban memerlukan waktu yang relatif lama sehingga saat-saat penderitaanpun menjadi panjang. Dibandingkan hukuman gantung, kursi listrik, suntikan mati, kamar gas, tembak mati, pancung, dan sebagainya, yang hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja menjelang kematian, sedangkan penyaliban membutuhkan waktu berjam-jam.[3]

1.2 Rumusan Masalah
1. Siapa Yesus?
2. Tujuan Inkarnasi
3. Mengapa Salib Menjadi Jalan Yesus?

1.3 Tujuan
1. Agar pembaca mengerti dengan jelas siapa itu Yesus
2. Agar pembaca mengerti bahwa salib adalah jalan yang harus di lalui Yesus
3. Agar pembaca mengerti Tujuan Inkarnasi Tuhan Alah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Siapa Yesus
a. Manusia
Yesus adalah seorang manusia yang diperanakan seorang manusia dimana Dia mempunyai tubuh seperti manusia, bisa merasakan lapar, berdahaga, berdarah dan sebagainya yang menyatakan bahwa badaNya bersusunan seperti badan manusia lain dan membutuhkan bahan-bahan untuk langsung berada. Yesus juga mempunyai jiwa juga, Matius 26:38 mengatakan : "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Perkataan yang diterjemahkan dengan hati ialah psyche, yaitu nyawa atau jiwa. Dan pada kayu salib Tuhan Yesus menyerahkan roh-Nya kepada Allah. Yesus adalah manusia yang benar . maka dari itu ia dapat menjadi kepala manusia, maka ia dapat mendatangkan keselamatan. Barang siapa menyangkal kodrat Allah didalam Yesus, tidak dapat berharap dari penghukuman Tuhan Allah. Barang siapa menyangkal kodrat manusia pada Yesus juga kehilangan pengharapan ini.[4] Yesus adalah salah satu bukti pengenapan, dimana seorang nabi dalam perjanjian Lama menubuatkan dalam kitab Yesaya 7:14, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. Dan Yesaya 9:5, “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Mikha 5:2, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”[5]

b. Yesus Kristus adalah Tuhan, Anak Allah yang tunggal
Konsili Nicea, yang diadakan pada tahun 325, menegaskan doktrin yang paling penting dari kekristenan. Sebagai hasil dari pertemuan itu muncullah dua pandangan utama mengenai Kristus. Meskipu dalam kedua pandangan itu berbeda dalam susunan katanya oleh satu huruf saja dari abjad Yunani (satu iota saja). Di satu pihak terdapat orang-orang yang berbicara baik tentang Kristus, namu percaya bahwa ia sedikit lebih rendah dari pada Allah; di pihak yang lainya terdapat orang-orang yang percaya bahwa Kristus adalah Allah yang sejati. Adaikata Anda sedang membaca Perjanjian Baru untuk pertama kaliny. Bagaimana anda akan menafsirkan doa Kristus kepada Allah Bapa? Apakah Anda akan menyimpulkan bahwa Ia lebih rendah dari pada Allah? Dan jika Dia Allah, apakah Ia hanya berbicara pada diri-Nya sendiri?
            Gereja mula-mula menghadapi suatu paradoks yang membigungkan. Pada satu sisi, Kristus diperkenalkan sebagai berbeda dari Allah Bapa. Bapa berbicara kepada Kristus pada pembaptisan-Nya; sebaliknya, Kristus seringkali berbicara kepada Bapa di dalam doa. Namun pada sisi yang lain, Kristus diperlihatkan dengan jelas sebagai Allah; seperti yang dinubuatkan oleh Yesaya bahwa sang Mesias adalah Allah yang perkasa. Jika Allah adalah Tuhan dan  Yesus adalah Tuhan belum lagi ditambah dengan Roh Kudus adalah Tuhan, bukan berarti ada 3 (tiga) Tuhan. Memang untuk bisa mengerti mengenai keilahan Yesus sangat sulit, beberapa pendapat mengatakan untuk bisa memahami Trinitas memerlukan iman, namun bukan berarti tidak ada titik terang untuk memberikan pemahaman bahwa Yesus adalah Tuhan. Ini ibarat seperti seorang pria dapat menjadi seorang ayah, anak dan saudara laki-laki, demikian oknum Allah Bapa memainkan tiga peran yang berbeda-beda. [6] keilahian Yesus dan kemanusia Yesus tidak bisa dipisah-pisahkan, Dia yang tadinya anak Allah telah menjadi anak manusia. Tidak karena percampuran zat, tetapi karena kesatuan pribadi. Jiwa itu memang bukan tubuh, dan tubuh bukan jiwa. Meskipun begitu, dia yang terdiri dari kedua unsur itu merupakan satu manusia, tidak lebih. Jadi ada dua tabiat yang berbeda-beda yang membentuk pribadi orang itu.
            Dengan cara itu juga Alkitab berbicara mengenai Kristus. Kadang- kadang mengenai Dia dinyatakan hal-hal yang harus dihubungkan khususnya dengan kemanusiaannya, kadang-kadang hal-hal lain yang secara khusus mengenai keilahian-Nya; kadang-kadang ada hal-hal yang meliputi kedua tabia, tetapi yang tidak cukup cocok dengan salah satunya. Dan kesatuan kedua tabiat yang terdapat di dalam Kristus itu diungkapkan oleh Alkitab dengan ketelitian yang begitu besar, sehingga tabiat-tabiat itu kadang kala dibuatnya saling bertukar sifat. Yang paling jelas menyatakan substansi Kristus yang sebenarnya ialah ayat-ayat yang menyangkut kedua tabiat itu sekaligus, seperti banyak terdapat dalam kitab Injil. Dalam injil itu kita membaca bahwa Bapa telah memberi-Nya kuasa untuk mengampuni dosa (Yoh. 1:29), untuk membangkitkan orang mati, siapa saja yang dikehendaki-Nya, untuk memberi kebenaran, kesucian dan keselamatan; bahwa Dia ditetapkan menjadi hakim atas orang yang hidup dan yang mati supaya Dia dihormati sama seperti Bapa dihormati (Yoh. 5:21). Akhirnya bahwa Dia dinamakan Terang dunia, Gembala yang baik, satu-satunya pintu, dan pokok anggur yang benar. Semua hal ini tidak secara khusus menyangkut keilahian-Nya ataupun kemanusiaan-Nya, tetapi keduannya sekaligus.[7]   

2.2 Tujuan Inkarnasi
Alkitab tidak memberikan hanya satu jawaban atas pertanyaan mengapa Yesus Kristus anak Allah, datang kedalam dunia. Pertanyaan ini justru memberi jawaban yang mengagumkan tentang semua alasan yang diberikan kitab suci adalah alasan-alasan tersebut tidak saling bertentangan, melainkan saling menegaskan satu sama lain dan memberikan suatu pandangan ke depan yang lebih lengkap tentang inkarnasi Kristus.
            Pertama, seperti yang diajarkan Matius 1:21 kepada kita, Yesus datang kedunia untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Yesus datang untuk menyelamatkan orang-orang dari kuasa kegelapan, ikatan dosa mereka, rasa bersalah karena dosa mereka, kematian, dan meskipun manusia layak untuk dihukum, ia datang untuk menanggung penghukuman atas mereka. Saya yakin bahwa hal ini adalah tujuan yang paling penting di balik kedatangan Kristus kedalam dunia. Tujuan Yesus datang kedunia bukan sekedar untuk menyelamatkan akan tetapi juga menghancurkan perbuatan-perbuatan iblis, Alkitab melukiskan karya Yesus menyelamatkan orang-orang berdosa dan mengalahkan si iblis sebagai dua sisi dalam pelayanan yang sama. (1 Yoh 3:8) barang siapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari iblis, sebab iblis berbuat dosa dari mulanya untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.[8] Karena anak-anak Allah adalah manusia yang terdiri dari daging dan darah maka Yesus juga menjadi daging dan darah dengan dilahirkan dalam rupa manusia. Sebab hanya sebagai manusia Dia dapat mati, dan hanya dengan kematian Dia dapat mematahkan kuasa iblis, yang berkuasa atas maut. Hanya dengan cara inilah Dia membebaskan mereka seumur hidup berada dalam perhambaan oleh takut kepada maut.[9]
3. Mengapa Salib Menjadi Jalan Yesus? 9 (Yesaya 553)
            Pertama, salib Yesus adalah sebuah tindakan pengorbanan. Kita mengacu pada sistem pengorbanan Yahudi yang termasuk persembahan korban bakaran, persembahan gandum, korban perdamaian, korban penebusan dosa, korban penebusan salah, seperti yang diperkenalkan dalam kitab imamat. Penderitaan ini adalah sebuah korban penebusan dimana dimana Yesus mati menggantikan orang-orang berdosa. Bangsa israel akan disucikan dari dosa – dosa mereka dengan memindahkan kesalahan-kesalahan mereka kepada seekor domba atau seekor kambing, membunuhnya, dan memercikkan darah binatang yang dikorbankan di altar.  Yesus Kristus adalah anak domba yang dikorbankan; ia memindahkan semua dosa-dosa kita kepada diri-Nya sendiri. Yesus mencurahkan darah-Nya untuk kita dan memberikan nyawa-Nya sendiri sebagai korban penebusan (Roma 3:25). Allah adalah adil setiap orang yang melakukan dosa upahnya adalah maut dan Yesus melakukan tindakan kasih dengan rela/bersedia mati untuk memenuhi keadilan Tuhan Allah. dengan cara ini, Allah dengan penuh kasih mengampuni semua orang berdosa, akan tetapi hanya setelah syarat keadilan-Nya terpenuhi melalui Salib Yesus. Pederitaan Yesus dengan sempurna menyelaraskan kasih dan keadilan Allah untuk kita semua.
            Salib Yesus merupakan sebuah peristiwa pembebasan/penebusan dan kemenangan, sama seperti kisah keluaran dalam perjanjian lama. Untuk tempatnya,  keluaran adalah peristiwa penggembaraan sebelum peristiwa salib. Seperti rasul Paulus katakan: kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihudupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang olehnya ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. dan itu di tiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: ia telah melucuti pemerintahan-pemerintahan dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya  atas mereka (Kolose 2:13-15).[10]
-          Salib Dan Keselamatan
Pertama, kematian Yesus bersifat sukarela sekaligus ditentukan. Di satu sisi, Ia “menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita,” dengan bebas secara sukarela. Disisi lain pemberitaan diri-Nya adalah “menurut kehendak Allahd Bapa kita.” Allah Bapa merencanakan dan menghendaki kematian Anak-Nya dan menubuatkannya didalam kitab-kitab perjanjian Lama. Namun Yesus menerima rencana ini atas kemauan-Nya sendiri. Ia mengarahkan kehendak-Nya  untuk melakukan kehendak Bapa-Nya.
            Kedua tujuan dari kematian Kristus adalah untuk menyelamatkan kita. Keselamatan adalah sebuah operasi penyelamatan, yang ditempuh untuk orang-orang yang begitu tidak berdaya sehingga mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri. Secara khusus, ia mati untuk menyelamatkan kita dari “dunia jahat yang sekarang ini”. Ketiga, Hasil dari kematian Kristus pada masa kini adalah kasih karunia (anugerah) dan damai sejahtera. “Anugerah” adalah perkenan-Nya yang Cuma-Cuma dan tidak selayaknya, dan damai sejahtera” adalah rekonsiliasi dengan Dia dan dengan satu sama lain yang telah dicapai oleh anugerah. [11]


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Yesus dan karya salib-Nya sangat berperan penting dalam hidup Kekristenan, tanpa adanya pengorbanan melalui salib Yesus Kristus, maka manusia tidak akan sanggup untuk menolong dirinya dari kutuk dosa. Tetapi melalui darah dan pengorbanan Yesus Kristus manusia ditebus dan diselamatkan, hubungan Allah dan manusia yang sudah tidak baik itu diperbaiki oleh Yesus yang menjembatani manusia dengan Allah sehingga manusia bisa kembali mempunyai hubungan dengan Allah dan kita terbebas dari ikatan dosa yang mengutuk manusia.
  
3.2 Daftar Pustaka
1. Fernando Ajith 2006. Supermasi Kristus, Momentum: Surabaya
2. Wook Chung  Sung 2011. Belajar Teologia Sistematika dengan Muda, Visi Anugerah Indonesia : Bandung
3. Budipranoto  Ida. 2011. Teologia Apa yang Kita Yakini, Yayasan Gloria: Yoyakarta
4. Lutzer  Erwin W  1999. Teologia Kontenporer. Yayasan penerbit Gandum Mas: Jakarta
5. Calvin  Yohanes 2000. Institutio, BPK Gunung Mulia: Jakarta
6. Soedarmo R 2002. Ikhtisar Dogmatika, Gunung Mulia: Jakarta
7. Hadiwijono Harun 2010. Iman Kristen, Gunung Mulia: Jakarta
8. Stott  W.  John .R  2015. Salib Kristus , Momentum:  Surabaya


[1] Ajith Fernando.Supermasi Kristus.(Surabaya: Momentum 2006) hlm 117-118
[2] Ibid hlm 131
[3] Dr. Harun Hadiwijono. Iman Kristen.(Jakarta:Gunung Mulia 2010) hlm 332-333
[4] Dr.R.Soedarmo,Ikhtisar Dogmatika.(Jakarta : Gunung Mulia 2002) hlm 172
[5] Alkitab
[6] Erwin W. Lutzer. Teologia Kontenporer.(Yayasan penerbit Gandum Mas 1999) hlm 22-23
[7] Yohanes Calvin. Institutio (Jakarta: BPK Gunung Mulia 2000) hlm 115-116
[8] Dr. Sung Wook Chung. Belajar Teologia Sistematika dengan Muda.(Bandung: Visi Anugerah Indonesia 2011) hlm93
[9] Ida Budipranoto. Teologia Apa yang Kita Yakini. (Yoyakarta : Yayasan Gloria 2011) hlm136
[10] Dr. Sung Wook Chung. Belajar Teologia Sistematika dengan Muda.(Bandung: Visi Anugerah Indonesia 2011) hlm 104
[11] John R. W. Stott. Salib Kristus (Surabaya: Momentum 2015) hlm 435-436

1 komentar: