KITAB NABI KECIL
Keadilan dan Kebenaran Allah
(Amos 5 : 18-27)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Angga Melody Napitupulu
1301102
Dosen
pengajar : Pdt. Sumardi M.Th

Institute Wesley Jakarta
KITAB AMOS
1.
LATAR
BELAKANG
Nabi Amos adalah seorang peternak domba dan seorang
pemungut buah ara yang berasal dari tekoa suatu desa di pinggiran gunugn Yehuda
15 Km dari betlehem[1]. Kitab
Amos adalah kitab dari “kedua belas” kitab atau nabi-nabi kecil. dari segi
kronologisnya Amos sebenarnya menempati urutan pertama diantara nabi-nabi
penulis.[2],
Nabi Amos mengatakan bahwa dia bukan seorang nabi, melainkan peternak, tetapi
Tuhan mengambilnya dari belakang kawanan domba, Amos sama sekali tidak memilih
jabatan Nabi, oleh karena suka berkhotbah atau menonjolkan diri Amos bernubuat mau tidak mau oleh karena
dipanggil Tuhan[3] Amos
menjadi nabi dikerajaan utara pada masa pemerintahan raja Yerobeam II. Pada
masa itu Kerajaan Utara sedang menikmati masa-msa kejayaannya, terutama
dibidang ekonomi. Juga dibidang politik dan militer, Israel mencapai kemajuan
yang pesat. Akan tetapi ada satu hal yang dilupakan, yaitu keadilan sosial.
Karena itu Amos muncul dengan protesnya yang keras sekali terhadap buruknya
keadilan sosial diIsrael. Di Betel dia bernubuat terhadap bait disana, sehingga
dia ditolak oleh Imam besar dan dibuang ke luar Israel. Amos membritakan
sesuatu yang baru bagi Israel. Amos juga menegur pemahaman yang salah tentang
hari Tuhan.[4]
1.1
Penulis dan Waktu penulisan.
Tradisi Yahudi maupun
Kristen meyakini bahwa kitab ini ditulis oleh Amos. Nama “Amos” muncul 7 kali
dalam kitab ini (1:1;7:8, 10, 11, 12, 14; 8:2). Beberapa teks secara eksplisit
menampilkan Amos sebagai penerima wahyu dari Allah (1:1; 7:8) atau orang yang
diutus untuk menyampaikan nubuat (7:12-13, 15).
Keterangan “dua tahun sebelum gempa bumi” di pasal 1:1 memberi petunjuk
yang kuat
tentang rentang waktu
antara pelayanan Amos dan penulisan kitab. Amos
melayani sebelum gempa bumi terjadi, namun ia baru menuliskan nubuat 3/7
tersebut setelah peristiwa gempa bumi terjadi. Bencana alam ini mungkin telah
menjadi faktor pendorong bagi Amos untuk menulis kitab ini, sebab dalam
pemberitaannya ia melihat bencana alam sebagai bagian dari hukuman TUHAN (9:1,
5).[5]
Tetapi penyelidikan lebih sejarah dan perhitungan
kronologis sudah mendorong tanggal penulisan nubuat-nubuat ini lebih dekat ke
tahun 750-748 SM. beberapa saat menjelang kematian Yerobeam II, beberapa saat
menjelang kematian Yerobeam. pengertian ini didasarkan pada indikasi bahwa
kejadian-kejadian sejarah yang disinggung secara tidak langsung di dalam kitab
Amos[6].
Penulis lebih setuju Kitab ini ditulis
Amos setelah kejadian gempa bumi.
2.
Situasi
Kehidupan
Pada masa Nabi Amos Israel sedang
menikmati masa-masa kejayaannya, terutama dibidang ekonomi. Juga dibidang
politik dan militer, israelmencapai kemajuan yang pesat. Kekayaan menimbulkan
ketidak adilan dan ketamakan: Orang miskin diabaikan dan juga dianiaya. Agama
bersifat formal saja orang kaya menguasai segala sesuatu dan semua orang, baik para nabi dan imam maupun
hakim-hakim dan orang miskin yang mencari keadilan
2.1 Keadaan Politik
Keadaan
politik pada saat itu berada di tengah masa perebutan kekuasaan antara Asyur dan Aram. Peperangan ini membuat Israel
bagian utara yang diperintah Yehu seorang raja dari Israel pada tahun 842
mengalami kesulitan. Namun
demikian, ketika Asyur menghancurkan Damsyik yaitu ibukota Aram maka terlepaslah Israel bagian
utara. Setelah semuanya itu Yerobeam II dilantik ke takhta Israel pada tahun
783 , ia mengembalikan daerah Israel dari Hamat sampai Laut Araba. Ia memerintah selama empat puluh satu tahun
lamanya. Sementara di Israel bagian selatan yang diperintah Uzia, rakyat
mengalami kemakmuran. Ia memerintah selama lima puluh dua tahun lamanya
2.2
Keadaan Sosial
Rakyat pada masa pemerintahan
Yerobeam II hidup dengan kemewahan kesenangan dan pemuasan jasmani tetapi ada
masalah kesenjangan sosial yang terjadi Kalangan saudagar merebut tanah, orang
kaya melakukan penindasan Hakim-Hakim tidak jujur, pemerintah rusak, Riba,
Pemerasan, kebencian dari antara golongan, tidak satupun orang kaya yang
perduli terhadap golongan yang menderita dan hal inilah yang ditentang oleh
Nabi Amos
2.3
Keadaan Agama
Keadaan bangsa ketika itu penuh
dengan agama. Ada kuil-kuil berhala di betel, gilgal, bersyeba yaitu
tempat-tempat Ziarah bai rakyat, dan juga patung anak lembu emas Yerobeam I
masih disembah di betel, Imam-imam yang ada hanya sebagai jabatan, tetapi
kesusilaannya rusak dan mereka mendukung segala kecurangan, kelalaian susila
dan takhyul merajalela di dalam negeri, orang benar dibenci dan ditentang,
kebutaan rohani sangat terlihat mutlak dan inilah menjadi masalah bagi Amos .
2.4
Keadaan Ekonomi
Situasi sosial, kesuksesan militer dan politik pada
gilirannya melahirkan orang-orang yang kuat secara ekonomi dan sosial.
Perdagangan meningkat tajam (8:5a), bahkan berskala internasional (3:9).
Pembangunan gedung-gedung makin berkembang (3:15). Jumlah rumah semakin
banyak (3:15b; 5:11; 6:8) dan perabotan
pun semakin bervariasi (3:10,12b,15b;6:4a). Pengembangbiakan pohon anggur dan
ternak meningkat untuk mencukupi permintaan pelanggan (5:11b; 6:4b) karena
kehausan pelampiasan akan pesta-pesta (4:1;6:4,6). Mereka menyalahgunakan
kekuasaan dan kekayaan mereka untuk menindas mereka yang miskin dan lemah.
Ketidakadilan dapat ditemui di mana-mana dengan mudah (5:7, 15, 24; 6:12).
Praktek penipuan dalam berbisnis semakin menguntungkan (8:5b). Perbudakan
karena utang yang belum terbayar semakin beragam bentuknya (2:6;8:6).
Orangorang yang kurang mampu secara sosial dieksploitasi (2:7a; 4:1;8:4)
Hak-hak mereka ditindas melalui intimidasi para saksi dan hakim (2:7a;5:10,12).
Situasi seperti inilah yang menjadi fokus pemberitaan Amos[7]
Bab
II
Tafsiran
1.
Kritik
Teks
1.
Amos 5
: 18
`rAa*-al{w>
%v,xoï-aaWh hw"ßhy> ~Ay
~k,²l' hZ<ï-hM'l' hw"+hy> ~Ayæ-ta, ~yWIßa;t.Mih; yAhï
Terdapat 1 kata yang bermasalah pada ayat ini
Kata yang bermasalah di dalam kitab BHS yatiu
kata aWh Kata ini merupakan kata ganti orang ke-3
maskulin tunggal, kata ini bisa diartikan sebagai “dirinya, atau diri dia”. kata aWh ini ditulis dalam terjemahan Teks Yunani septuaginta dengan kata kai auth Kata auth berasal dari kata autoj adalah kata
ganti orang kata autoj
berubah akhiran menjadi autoj +h Sehingga artinya menjadi kata ganti orang nominativ feminim tunggal kata autoh ini bisa di artikan “dia
perempuan”. dan kata kai adalah kata penghubung artinya “dan”. kata ini jika dibaca
dalam bahasa Ibrani menjadi aWhw yang
merupakan kata ganti orang ke-3 maskulin tunggal, tetapi mendapat penambahan
kata w yang artinya dan, sehingga kata aWhw memiliki arti “Dan diri dia perempuan ” Perbedaan
dari kedua terjemahan ini adalah pada gender dari kata itu sendiri jika dalam
BHS menerjemahkannya sebagi orang ke-3 Masculin tetapi dalam terjemahan Yunani Septuagint
menerjemahkannya sebagai orang ketiga Feminim, jika kita melihat kepada ayat
ini secara keseluruhan kata “Dia” Dalam
ayat ini menggambarkan orang yang menantikan hari Tuhan itu sendiri. dan orang
Israel menganut pengertia Bet’Up yaitu Rumah bapa, jadi lebih
menekankan pada gender maskulin untuk menggambarkan orang atau seseorang sedang
tradisi Yunani tidak.
`[m'(v.a,
al{ï ^yl,Þb'n> tr:îm.zIw> b^yr<_vi !Amåh] yl;Þ['me arsEïh'
Terdapat 2 kata yang bermasalah pada ayat ini
1.
Kata pertama yang bermasalah di dalam kitab BHS yaitu
kata rsEïh kata ini adalah bentuk Hiphil yang artinya “mengambil
dan menjauhkannya” kata ini berbentuk imperative berarti mempunyai
tekanan atau suatu perintah yang kuat dan kata ini juga merupakan kata yang
berbentuk maskulin Tunggal. kata rsEïh oleh para peneliti modern
diusulkan diganti dengan kata wrsEïh kata ini adalah stemnya stem Qal,
berarti bentuk aktif, bentuk kata ini adalah orang ketiga maskulin, feminim
jamak, tetapi kata wrsEïh ini tidak
mempunyai tekanan dalam perintahnya kata wrsEïh
memiliki arti “mereka sudah menjauhkan itu”. Kata yang bermasalah ini
sebenarnya memiliki makna yang sama yaitu “Menjauhkan”.
Tetapi berbeda peda penekanan
perintahnya Jika kita penggal kalimatnya di dalam BHS dikatakan ambil dan Jauhkanlah (perintah dengan
tekanan Kuat) dari pada-Ku Nyanyianmu. tetapi jika kita menggunakan kata
yang diusulkan oleh para peneliti kalimat menjadi “mereka menjauhkan dari Pada-Ku
nyanyianmu”. untuk perbedan yang pertama penulis lebih setuju dengan yang ada di kitab
BHS karena Tuhan sendiri telah muak dengan nyanyian bangsa Israel, dan menyuruh
mereka menjauhkan nyanyian itu bukan hanya menjauhkan tetapi diambil dan
dijauhkan dari hadapan Tuhan. Perbedaan
yang kedua adalah pada catatan Kaki yang diusulkan oleh para peneliti modern,
mereka menerjemahkan kata rsEïh sebagai wrsEïh
Artinya para peneliti menerjemahkannya sebagai orang jamak dan untuk
gendernya sendiri para peneliti menerjemahkannya sebagai masculin/feminim yang
secara tidak langsung merujuk kepada bangsa Israel secara keseluruhan Pada
perbedaan yang kedua ini penulis lebih setuju dengan usulan yang diberikan oleh
para peneliti modern. Karena memang Allah memerintahkan untuk menjauhkan nyanyian
bangsa israel bukan hanya seorang (tunggal) saja melainkan setiap orang yang
ada (jamak masculi/feminim).
2.
Kata kedua yang bermasalah di dalam kitab BHS adalah
kata ^yr<_vi Kata ini merupakan kata benda
maskulin yang bentuk katanya adalah orang kedua jamak kata ^yr<_vi memiliki arti
“Lagu, nyanyian”. Kata ^yr<_vi juga merupakan kata yang menegaskan kepemilikan orang
kedua tunggal itu sendiri “kepunyaanmu” sehingga
kata ^yr<_vi memiliki arti “Lagumu, Nyanyianmu”. kata ^yr<_vi pada awalnya ditulist dalam beberapa terjemahan lain
dengan kata ~k,yreyf kata ini akar katanya adalah reyf yang artinya “nyanyian” kata ini
mendapat akhiran kata ~k yang adalah akhiran kata orang kedua maskulin jamak, dan kata
ini juga merupakan kata yang menegaskan kepemilikan orang kedua jamak
(kepunyaan kalian), jadi kata ~k,yreyf ini memiliki arti ”Nyanyian kalian” dan kata ^yr<_vi ini
juga di dalam terjemahan lain dibaca ~k,yleb.nI kata ini memiliki akar kata leb.nI yang
memiliki arti “Iringan Musik”. kata ini mendapat akhiran kata ~k yang
adalah akhiran kata orang kedua maskulin jamak, dan kata ini juga merupakan kata yang menegaskan kepemilikan orang
kedua jamak (kepunyaan kalian).
Jadi kata ~k,yleb.nI memiliki arti “Iringan Musik Kalian”. jika kita menghubungkan kata yang bermasalah ini kedalam penggalan kalimatnya maka kita akan mendapat penggalan kalimat yang berbeda. Kata ^yr<_vi !Amåh] diterjemahkan dalam terjemahan BHS menjadi “Sorak Nyanyianmu”. Kemudian yang ada di catatan kaki menerjemahkannya sebagai “Sorak nyanyian kalian” dan yang terakhir menerjemahkannya sebagai “Sorak Iringan Musik Kalian”. dan penulis lebih setuju dengan yang ada di catatan kaki kata yang pertama, karena kata kalian (~k,). lebih cocok untuk menggambarkan Bangsa Israel sendiri yang.memang.Jamak.
Jadi kata ~k,yleb.nI memiliki arti “Iringan Musik Kalian”. jika kita menghubungkan kata yang bermasalah ini kedalam penggalan kalimatnya maka kita akan mendapat penggalan kalimat yang berbeda. Kata ^yr<_vi !Amåh] diterjemahkan dalam terjemahan BHS menjadi “Sorak Nyanyianmu”. Kemudian yang ada di catatan kaki menerjemahkannya sebagai “Sorak nyanyian kalian” dan yang terakhir menerjemahkannya sebagai “Sorak Iringan Musik Kalian”. dan penulis lebih setuju dengan yang ada di catatan kaki kata yang pertama, karena kata kalian (~k,). lebih cocok untuk menggambarkan Bangsa Israel sendiri yang.memang.Jamak.
2. Kritik Terjemahan
Kata aWh diterjemahkan oleh BHS sendiri
menerjemahkannya adalah kata ganti orang ketiga sedangkan terjemahan NIV, KJV
dan LAI tidak menerjmahkannya sebagai orang keberapa.
BHS : %v,xoï-aaWh hw"ßhy> ~Ay (Hari Tuhan bagi dia itu adalah kegelapan)
LAI : Hari itu kegelapan
NIV : itu adalah kegelapan
KJV : Hari Tuhan itu adalah kegelapan.
BHS : %v,xoï-aaWh hw"ßhy> ~Ay (Hari Tuhan bagi dia itu adalah kegelapan)
LAI : Hari itu kegelapan
NIV : itu adalah kegelapan
KJV : Hari Tuhan itu adalah kegelapan.
Yang paling mendekati
dengan terjemahan asli (BHS). adalah terjemahan dari King James Version (KJV).
sedangkan LAI lebih mirip dengan terjemahan NIV. karena kata ganti orang ketiga
aWh menunjukkan bagi siapa hari Tuhan itu, karena
memang hari Tuhan itu diitujukan bagi
orang Israel, jadi penulis lebih setuju
dengan terjemahan asli BHS.
^yr<_vi !Am][åh] yl;Þ['me rsEïh
(Bawa pergi jauh dari pada-Ku sorak lagu nyanyianmu).
kata ini ditulis berbeda dalam beberapa terjemahan lain seperti LAI, NIV dan KJV
LAI : Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu
NIV : Away with the noise of your songs! (Jauhkan dengan keributan dari lagu-lagumu.
KJV : Take thou away from me the noise of thy songs (Bawa jauh dari Aku keributan dari lagu-lagu mereka).
kata ini ditulis berbeda dalam beberapa terjemahan lain seperti LAI, NIV dan KJV
LAI : Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu
NIV : Away with the noise of your songs! (Jauhkan dengan keributan dari lagu-lagumu.
KJV : Take thou away from me the noise of thy songs (Bawa jauh dari Aku keributan dari lagu-lagu mereka).
Yang paling mendekati dengan terjemahan asli adalah
terjemahan dari King James Version (KJV). sedangkan LAI lebih mirip dengan
terjemahan NIV. Karena Kata rsEïh merupakan kata perintah bentuk
(imperative) yang benar-benar harus dilakukan jadi ada penekanan yang kuat ,
tetapi kata ini diterjemahkan biasa saja oleh terjemahan NIV dan LAI.
Seolah-olah tidak ada penekanan. jadi penulis lebih setuju dengan bahasa asli
dan juga KJV yang mendekati terjemahan bahasa asli karena kata rsEïh mempunyai
penekanan yang kuat.
3.Struktur teks Amos 5 : 18 - 27
- Hari Tuhan Amos 5
: 18-20
A : 5:18 Celakalah mereka yang
menginginkan hari TUHAN! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu
kegelapan, bukan terang!
B : 5:19 Seperti seseorang yang lari terhadap singa, seekor beruang
mendatangi dia, dan ketika ia sampai ke rumah, bertopang dengan tangannya ke
dinding, seekor ular memagut dia!
A1 : 5:20 Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan
tidak bercahaya?
A : Allah mengubah konsep pemikiran umat
Israel yang sebelumnya menganngap hari Tuhan
adalah sukacita.
B : Orang yang menantikan hari Tuhan adalah orang yang akan celaka
A.1 : Allah mengubah konsep pemikiran umat Israel yang sebelumnya menganngap hari Tuhan adalah sukacita.
B : Orang yang menantikan hari Tuhan adalah orang yang akan celaka
A.1 : Allah mengubah konsep pemikiran umat Israel yang sebelumnya menganngap hari Tuhan adalah sukacita.
- Ibadah Israel
dibenci Tuhan Amos 5 : 21-27
A : 5:21
"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada
perkumpulan rayamu.
A : 5:22 Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban
bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu
berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.
A : 5:23 Jauhkanlah dari pada-Ku
keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.
B : 5:24
Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti
sungai yang selalu mengalir."
C : 5:25 "Apakah kamu
mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat
puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?
C : 5:26 Kamu akan mengangkut Sakut,
rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu
itu
C : 5:27 dan Aku akan membawa kamu ke
dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik," firman TUHAN, yang nama-Nya
Allah semesta alam.
A : Allah membenci segala peribadatan Israel.
B : Keadilan dan
kebenaran yang harus dilakukan bangsa Israel dalam segala aspek kehidupan Israel
C : Nubat kehancuran
Israel karena ketidaktaatan Israel.
4.Tafsiran
Amos 5 : 18 - 27
HARI TUHAN : Amos 5 : 18-20
Amos menjelaskan bahwa hari
Tuhan berarti kegelapan dan bukan terang. Ungkapan hari Tuhan mempunyai sejarah panjang dalam karya diluar Alkitab.
Dalam sastra akad selatan Mesopotamia (irak modern). Ratusan tahun sebelum Amos
“hari Tuhan” atau hari dewa, adalah peristiwa istimewa untuk menghormati dewa dengan
upacara ibadah yang meriah, Bagi Israel hari Tuhan adalah hari yang dirindukan
kepada hari-hari yang indah yang di
bayangkan oleh bangsa Israel ketika itu ialah Tuhan akan mengadakan
perkiraan dengan musuh Israel dan akan
menghukum musuh itu karena segala apa yang telah mereka lakukan kepada bangsa
pilihan Tuhan dengan demikian maka hari Tuhan yang besar itu akan menjadi hari
perayaan bagi Israel, hari kemenangan dan kebahagiaan. Tetapi Amos datang dan
mengatakan memang musuh-musuh Israel akan di hukum, yaitu karena segala
perbuatan jahat mereka (bukan karena mereka musuh Israel), sebab memang hari
Tuhan akan menjadi hukuman yang suram, tetapi juga untuk ISRAEL SENDIRI. Kata celakalah,
menginginkan, Itu adalah orang-orang israel yang menanti-nantikan hari
Tuhan sebagai hari yang bahagia
. Ibadah Israel Dibenci Tuhan :
Amos 5 : 21-27.
Pada
pasal 5 Amos menyerang secara terus menerus segala apa yang terjadi betel itu,
pesta-pesta yang dirayakan , korban-korban yang dipersembahkan, upacara adat yang
diperlihatkan disana, dalam bagian ini ibadat israel seperti yang diadakan di
israel dan tempat-tempat suci lainnya dicela habis-habisan oleh Nabi Amos.
Ayat 21
Ayat
ini memberi kesan tentang keramaian upacara di betel, ekspresi Tuhan yang
pertama adalah kata “membenci”dari bahasa
Ibrani “Sane” yang berarti tidak disukai, jijik, musuh, pergi jauh-jauh. Kata “menghina”
(ma’ac) dalam bahasa Ibrani menolak, benar-benar ditolak, dibuang.Kata “sane
dan ma’ac” menggambarkan suatu kalimat negatif yang 1 kali Tuhan sampaikan
namun berdampak besar bagi umat. mengapa Tuhan membenci/menghina bahkan tidak
senang dengan Ibadah yang dilakukan oleh bangsa Israel? karena ritual ibadah
yang dilakukan itu tidaklah dengan hati yang sungguh,,,hanya rutinitas saja.
Umat Israel melakukan ibadah kepada Tuhan hanya untuk menutupi kejahatan yang
dilakukannya. Agar orang-orang memuja mereka dengan mengatakan bahwa mereka
adalah orang yang “rohani” Allah membenci upacara keagamaan yang telah
dilakukan umat Israel karena niat dan tujuan mereka dalam beribadah memiliki
motivasi yang salah. Pada ayat ini juga dikatakan Perayaan, perayaan-perayaan
itu diadakan “perkumpulan raya” (mungkin pertemuan-pertemuan istimewa).
Ayat 22-23
Kedua ayat ini menekankan tentang upacara korban ada
upacara-upacara mempersembahkan korban; yang disebutkan di sini ialah dua “
korban persembahan”, yaitu “
korban-korban bakaran”(tanda pemujaan, bnd. Kel 29:18) dan “
korban-korban sajian”( tanda permulian);di samping itu disebut satu “ korban persembahan” , yakni “ korban
keselamatan”( boleh jadi sebagai
korban penutup) dalam bentuk korban sembelihan. Akhir dari perayaan
semacam ini termasuk juga “ keramaian nyanyian-nyanyian ” ( dalam kata “keramaian “ barang kali
ada sedikit sindiran) dan “ lagu gambus ”
( atau: bunyi, music,permainan dari gambus itu). Ibadah yang
dilakukan oleh bangsa Israel itu adalah ibadah yang sama seperti yang dilakukan
oleh bangsa Kanaan, bangsa Kanaan segala keramaian itu bukanlah kegembiraan
batin untuk merangsang dewa memberi berkat, “Pemujaan” seperti ini pada dasarnya mempunyai tujuan yang egoistis
yaitu supaya dewa melayani manusia, karena Allah bukan hanya Allah oranh kaya
saja (berpesta pora dalam ibadah) tetapi Allah menuntut ketaatan dalam ibadah.
Ayat 24
Kebenaran dikatakan seperti sungai yang mengalir tidak
pernah kering walau musim panas sekalipun sungai akan tetap mengeluarkan
airnya. Biarlah kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya itu dapat terlihat
oleh banyak orang. kamu tidak lagi menutupi kejahatan melainkan hiduplah dengan terus-terang.
Perumpamaan atau kiasan yang dipakai dalam ayat ini adalah agak aneh: keadilan dan kebenaran ( boleh dikatakan
sama dengan “ keadilan”) yang bergulung-gulung
( atau mengalit ) seperti air, yakni
dalam sungai yang selalu mengalir? Apakah artinya itu? Dengan mengingat Yesaya 28:17 maka
beberapa penafsir menganggap ayat ini sebagai pemberitahuan-hukuman. Sebab kata-kata “ tetapi
biarlah” pada permulaan kalimat ini dapat di coret atau misalkan diganti dengan
“ akan”. Jadi tafsirannya kira-kira sebagai
berikut: keadilan (= keadilan ilahi yang dari atas) akan menggulung
sebagai air bah (yakni : akan menggulung segala ketidak-adilan di atas bumi).
Ayat 25
sebenarnya
Tuhan tidak menuntut umat Israel untuk memberikan korban persembahan kepada
Tuhan. Tuhan hanya ingin mereka sedikit untuk mengingat Dia. tetapi Umat Israel
terlena dengan keadaan mereka. Dalam Kitab Amos menggambarkan keadaan tentang
strata atau kelas kaya dan miskin sangat jelas sekali. Untuk itu Tuhan sangat
menginginkan agar umat itu mampu berbuat yang baik, bukan hanya hubungan mereka
dengan Allah yang mereka nampakan namun keseharian mereka TIDAK ADA KASIH.
Mereka berlomba datang kepada Tuhan untuk memberikan persembahan tetapi tidak
sama sekali menghiraukan saudara mereaka yang membutuhkan
Ayat26-27
Dalam hal ini ayat 26-27 mengandung pemberitahuan hukuman: harinya akan datang bahwa Israel akan mengankut dewa-dewa berhalanya, dan mereka sendiri akan diangkut kepembuangan oleh Allah. Ungkapan “ jatuh ke seberang Damsyik” mungkin dapat diterangkan dengan mengingat kerajaan Asyur yang benar-benar dalam tahun722 sebelum Masehi menaklukan Israel dan mengangkut penduduknya tertawan. Menurut penafsir-penafsir lain, unhkapan itu adalah dalam arti kiasan, yaitu “jauh sekali”, “ke ujung bumi”. Sebagai contoh dari banyaknya usaha untuk menjelaskan ayat 26 itu, dapat dikemukakan satu kemungkinan lagi, yang barangkali dapat dipertimbangkan. Apabila orang menerima bahwa nas Ibrani dari ayat ini diturunkan kepada kita dalam bentuk rusak, maka orang dapat mencoba mengagak-agak beberapa perbaikan. Selanjutnya dari ayat 25 maka ayat 26 dapat misalnya dibaca sebagai berikut. (= kata ibrani “ sukat ” sebagai ganti “ Sakut ” Rajamu (= Allah) dan tandu (= kata Ibrani “ kiyon ”sebagai ganti “ kewan ”) Allahmu ( dengan dicoret kata-kata “ bintan” dan “patung”) yang telah kamu buat bagimu itu . ( yaitu tandu tadi ) maksudnya : pada pesta-pestatertentu di Betel ( misalnya hari raya pondok daun, barangkali juga hari raya “ naik tahta”nya Yahwe) agaknya diadakan arak-arakan dan pada kesempatan itu turut di angkut suatu tandu (= tempat duduk ) bagi Allah, seperti orang-orang kafir mengangkut serta dewa-dewa berhalanya. Maka dalam ayat 26 upacara itulah yang dicela sebagai suatu upacara yang pada mulanya (= di waktu perjalanan di padang gurun) tidak terdapat!.
Dalam hal ini ayat 26-27 mengandung pemberitahuan hukuman: harinya akan datang bahwa Israel akan mengankut dewa-dewa berhalanya, dan mereka sendiri akan diangkut kepembuangan oleh Allah. Ungkapan “ jatuh ke seberang Damsyik” mungkin dapat diterangkan dengan mengingat kerajaan Asyur yang benar-benar dalam tahun722 sebelum Masehi menaklukan Israel dan mengangkut penduduknya tertawan. Menurut penafsir-penafsir lain, unhkapan itu adalah dalam arti kiasan, yaitu “jauh sekali”, “ke ujung bumi”. Sebagai contoh dari banyaknya usaha untuk menjelaskan ayat 26 itu, dapat dikemukakan satu kemungkinan lagi, yang barangkali dapat dipertimbangkan. Apabila orang menerima bahwa nas Ibrani dari ayat ini diturunkan kepada kita dalam bentuk rusak, maka orang dapat mencoba mengagak-agak beberapa perbaikan. Selanjutnya dari ayat 25 maka ayat 26 dapat misalnya dibaca sebagai berikut. (= kata ibrani “ sukat ” sebagai ganti “ Sakut ” Rajamu (= Allah) dan tandu (= kata Ibrani “ kiyon ”sebagai ganti “ kewan ”) Allahmu ( dengan dicoret kata-kata “ bintan” dan “patung”) yang telah kamu buat bagimu itu . ( yaitu tandu tadi ) maksudnya : pada pesta-pestatertentu di Betel ( misalnya hari raya pondok daun, barangkali juga hari raya “ naik tahta”nya Yahwe) agaknya diadakan arak-arakan dan pada kesempatan itu turut di angkut suatu tandu (= tempat duduk ) bagi Allah, seperti orang-orang kafir mengangkut serta dewa-dewa berhalanya. Maka dalam ayat 26 upacara itulah yang dicela sebagai suatu upacara yang pada mulanya (= di waktu perjalanan di padang gurun) tidak terdapat!.
BAB
III
Makna Teologis dan Aplikasi
1.
Makna Teologis
Allah Israel adalah Allah yang benar dan
adil, Allah juga tidak berkompromi dengan kebenaran dan keadilan, Kebenaran dan
keadilan bagi Allah sendiri adalah sebuah keseimbangan, Allah pun menghakimi
dan menghukum suatu bangsa atau orang menurut kebenaran yang Allah tentukan
sendiri dan tentu kebenaran itu adalah sebuah keadilan. karena kebenaran dan
keadilan tidak bisa di pisahkan dari Allah karena Allah sendiri sumber dari
kebenaran dan Keadilan
Bangsa Isral yang Allahnya adalah
sumber dari kebenaran dan keadilan tidak
mengindahkan keadilan itu sendiri bahkan dalam ibadah Pun keadilan dan
kebenaran tidak dilakukan karena itulah Allah melalui Nabi-Nya menjanjikan
kehancuran dan menentang seluruh peribadatan yang dilakukan oleh bangsa Israel,
Allah akan menghukum Israel seperti Allah menghukum bangsa-bangsa lain oleh
karena kebenaran dan keadilan Allah
2.
Aplikasi
1.
Menyadari bahwa Allah kita itu adalah Allah yang
benar, bahkan Yesus mengatakan akulah jalan kebenaran.
2.
Menyadari bahwa kita adalah orang pilihan Allah maka
dari itu. Kita harus mencerminkan sifat dari Allah itu sendiri.
3.
Kita yang mengerti akan kebenaran dan keadilan itu
harus menghidupi keadilan dan kebenaran itu sendiri
Daftar Pustaka
1. W.S
Lasor. Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996).
2. Andrew E. Hill & John H Walton, Survei
Perjanjian Lama ( Malang,
Gandum Mas cet ke-4 2001).
3.
A.Th.Kramer, Singa Telah Mengaum
(Jakarta, BPK Gunung mulia, cet ke-3 1993).
4.
Dr.J, Blommendaal. Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: GunungMulia, 2010).
5.
Frank M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil. (Gandum
Mas, 2006).
[1]
W.S Lasor. Pengantar
Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), hal. 195
[2]
Andrew E. Hill & John H Walton, Survei Perjanjian Lama ( Malang, Gandum Mas cet ke-4 2001).
hal 609
[3]
A.Th.Kramer, Singa Telah Mengaum (Jakarta, BPK Gunung mulia, cet ke-3 1993)
hal 22
[4]Dr.J,
Blommendaal. Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: GunungMulia, 2010) hlm 129
[6]
ibid hal 612
[7]
Frank M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil. (Gandum Mas) 2006 hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar